Sama-sama Pengobatan Tradisional, Ini Beda Bekam dengan Akupunktur

Lebih Dekat Mengenal Bekam

Sama-sama Pengobatan Tradisional, Ini Beda Bekam dengan Akupunktur

Firdaus Anwar - detikHealth
Rabu, 20 Agu 2014 14:04 WIB
Sama-sama Pengobatan Tradisional, Ini Beda Bekam dengan Akupunktur
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta -

Terapi bekam menjadi alternatif pengobatan bagi mereka yang ingin berobat tanpa bahan kimia. Meski diragukan efektivitasnya oleh kalangan medis, terapi bekam masih sangat diminati masyarakat sebagai salah satu metode pengobatan tradisional.

Terapi tradisional lainnya yang tak kalah masyhur adalah terapi akupunktur. Meski sama-sama tradisional, pakar mengatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara terapi bekan dan Akupunktur.

"Kalau bekam itu (hanya) tradisional, tapi kalau akunpunktur ada sisi medis dan tradisionalnya. Akupunktur bisa dibuktikan. Akunpunktur kedokteran sudah mengikuti kaidah2 ilmu kedokteran, dilakukan di rumah sakit sudah berdasarkan bukti ilmiah. Jadi berbeda," tutur dokter spesialis akupunktur dr Hasan Mihardja, M,Kes, SpAk, dari Poliklinik Akupunktur RSCM ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis Rabu (20/8/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilanjutkan dr Hasan bahwa World Health Organization (WHO) sudah menerima akupunktur sebagai salah satu bentuk pengobatan yang ilmiah. Oleh karena itu, teknik pengobatannya pun sudah pasti teruji.

"Diagnosa penyakit akupunktur medis menggunakan ilmu kedokteran. Begitu juga dengan pengobatannya yang sudah teruji. WHO sudah menerima akupunktur sebagai salah satu bentuk pengobatan," sambung dr Hasan lagi.

Pernyataan dr Hasan bukan tanpa alasan. Pasalnya, sudah ada cabang spesialisasi akupunktur medik di beberapa fakultas kedokteran di Indonesia. Lain halnya dengan bekam yang memang belum menjadi salah satu cabang spesialisasi dari ilmu kedokteran.

Perbedaan lainnya adalah pendidikan yang ditempuh. Untuk menjadi seorang Spesialis Akupunktur, seseorang harus kuliah di fakultas kedokteran terlebih dahulu, baru setelahnya mengambil spesialisasi akupunktur medis. Beda dengan terapis bekam yang hanya butuh sertifikat dari Dinas Kesehatan, setelah sebelumnya mendapat rekomendasi dan pelatihan dari organisasi bekam yang dipilihnya.

"Kurang lebih di Asosiasi Therapis Thibun Nabawi Indonesia (ATTIIN) Indonesia 3 bulan. Praktik, teori, dan belajar. Dijelaskan pemahaman tentang herbalogi, apa itu herba, apa itu detoksifikasi, termasuk sistem anatomi organ," tutur Nurhayati Abbas, Konsultan dan Terapis Rumah Sehat Herba di Bekasi Timur.

(up/up)
Lebih Dekat Mengenal Bekam
11 Konten
Bekam menjadi salah satu alternatif pengobatan yang digemari masyarakat. Cara pengobatan bekam yaitu dengan mengeluarkan darah kotor yang dipercaya sumber penyakit. A to Z bekam ada di ulasan khas kali ini.

Berita Terkait