Seperti apa efek samping yang dimaksud? "Saya sih tidak bisa menerangkan detail efek samping bekam karena tidak mempelajari itu. Pengurutan pun jika tidak tepat bisa bikin memar otot, apalagi ini (sifatnya) perlukaan," papar Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, FINASIM, FACP kepada detikHealth dan ditulis Rabu (20/8/2014).
Risiko lain yang bisa saja muncul dari bekam adalah metode ini tidak didahului dengan pemeriksaan atau pengecekan riwayat medis pasien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa juga diungkapkan dr Hasan Mihardja, M.Kes, SpAk, dari Poliklinik Akupunktur RSCM. dr Hasan sepakat bila bekam dapat mengakibatkan kerusakan kulit.
"Dari lukanya sendiri kalau alatnya tidak steril bisa jadi infeksi," imbuhnya.
Namun kekhawatiran kedua dokter terkait prosedur bekam ditampik secara halus oleh praktisi bekam dari Rumah Sehat Herba (RSH) Bekasi Timur, Nurhayati Abbas. Nurhayati meyakinkan bahwa perlengkapan bekam yang dipakai di kliniknya telah memenuhi standar medis.
"Dan kita pakai steril cuman untuk satu orang. Perlukaannya sendiri tidak boleh sering dan terlalu lama. Ada standar aturannya berapa menit pasien dikop," katanya ketika ditemui detikHealth secara terpisah.
Lancing device atau alat untuk mengeluarkan darah sebelum dibekam yang dipakai RSH dijamin Nurhayati juga hanya akan melukai epidermis atau lapisan kulit yang terluar. Darah yang keluar dari kulit setelah itu pun bukan darah segar.
Lantas bagaimana dengan risiko infeksi yang mungkin terjadi pada pasien bekam? "Kita pakai minyak khusus untuk menutup pori-pori kulit yang sifatnya juga antiseptik. Tapi kita juga beritahukan pada pasien, tiga jam setelah bekam mereka belum boleh mandi dulu karena pori-porinya masih terbuka," tuturnya.
(lll/up)











































