"Bell clapper deformity itu adalah kelainan dari lahir. Jadi testis lebih gampang untuk muntir karena pembungkusnya lebih tinggi dari testis," jelas dr Harrina E Rahardjo, SpU, PhD dari RS Asri, seperti ditulis Rabu (26/8/2014).
Pada bell clapper deformity ini kemungkinan yang kepuntir itu bilateral. Artinya, risiko pada salah satu testis sama seperti testis yang satunya. Jika salah satu kena dan sudah dioperasi, testis yang satunya pun di masa mendatang ada kemungkinannya untuk melintir juga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling rentan mengalami adalah remaja di masa pubertas, yakni usia 15 sampai 25 tahun," kata dr M Ayodhia Soebadi, SpU dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Tidak hanya memicu rasa nyeri hebat, testis melintir juga bisa memengaruhi kesuburan jika tidak segera ditangani. Masa kritis untuk mengatasi puntiran pada biji kemaluan adalah sekitar 6 jam, lebih dari itu bisa menyebabkan kerusakan permanen.
Kerusakan permanen terjadi ketika sebagian sel testis mati, atau bahkan mati semua. Lebih dari 24 jam tidak mendapat penanganan, testis melintir bisa mati permanen dan harus diangkat lalu dibuang.
(up/up)











































