Seperti penuturan dr Harrina E. Rahardjo SpU,PhD, di bawah waktu enam jam setelah melintir, harus dilakukan operasi agar puntiran pada testis bisa diperbaiki sehingga testis pun dapat 'diselamatkan'. Sebagai catatan, testis yang masih hidup masih bisa dipertahankan.
"Tapi untuk testis yang mati harus dibuang agar tubuh gak bereaksi terhadap jaringan mati yang bisa menyerang testis satunya," tutur dr Harrina saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (27/8/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus pada orang yang mengalami anomali bell clapperal, risiko testis melintir semakin besar bukan hanya pada salah satu testis tetapi juga keduanya. Oleh karena itu, setelah operasi, testis normal pada orang dengan bell clapperal tetap difiksasi agar tidak ada kemungkinan kepuntir kembali
Lantas, adakah pantangan yang dilakukan usai melakukan operasi? "Tidak ada sih. Ya paling testisnya harus dijaga," ujar dr Yodi.
Misalnya saja, diutarakan dr Yodi jangan mengikuti olahraga yang kemungkinan cederanya tinggi, seperti kickboxing. Hal ini berguna untuk menghindari trauma pada testis.
(rdn/up)











































