Mi instan diakui banyak orang mempunyai cita rasa yang nikmat dan gurih. Akan tetapi di balik kenikmatan itu, pernahkah ada yang menyadari bahaya yang mengintai dari mi instan jika dikonsumsi berlebihan?
"Kalau makan mi saja berarti kan nggak seimbang. Yang ada malah kelebihan yang lain, terutama karbohidrat dan lemak yang berasal dari minyak bumbunya itu, sehingga terjadi obesitas," tutur Prof dr Endang L Achadi, MPH, Dr.PH. dari Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) ketika dihubungi detikHealth, Rabu (3/9/2014).
Pendapat senada dikemukakan pakar kesehatan pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun apabila mi instan dijadikan sumber makanan tambahan atau hanya dikonsumsi sebagai selingan, ini juga menambah kalori yang diserap tubuh karena dalam satu bungkus mi instan, kalori yang terkandung bisa mencapai 500 kalori.
Wajar bila kemudian mi instan dituding sebagai salah satu penyebab kegemukan pada kebanyakan orang.
"Mi instan kan hanya karbohidrat saja, tidak mengandung gizi seimbang. Ada pengawet, penyedap dan garamnya tinggi. Bahkan mungkin ada pewarnanya juga. Selain itu, keduanya mengalami proses berkali-kali sehingga mudah diserap sekaligus meningkatkan kadar gula darah," jelas pakar gizi dr Titi Sekarindah, MS, SpGK dari RS Pertamina, saat dihubungi secara terpisah.
Karena itu, dr Titi pun mengakui ia seringkali harus memberikan pantangan makan mi kepada pasiennya, terutama yang mengidap diabetes, kegemukan dan pasien yang mudah mengalami kenaikan kadar trigliserida atau kadar lemak dalam darahnya karena akan memperburuk kondisi ketiganya.
(lll/up)











































