"Tidak menggunakan obat-obatan psikoaktif, narkoba, maupun obat yang memengaruhi atau meningkatkan ereksi di luar pengawasan dokter," kata dr Ayodia Soebadhi SpU ketika dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (26/9/2014).
Ketika mengonsumsi atau terpaksa menggunakan obat-obatan yang justru mengakibatkan ereksi berkepanjangan, pria yang akrab disapa dr Yodi ini menekankan segera menghubungi pertolongan medis yang sesuai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga pencegahan menurut pendapat saya sebaiknya pada tahap kesadaran masyarakatnya," imbuh dokter yang praktik di RSUD Dr Soetomo Surabaya ini.
Dikutip dari Mayo Clinic, priapismus kerap terjadi pada anak usia 5-10 tahun dan pria usia 20-50 tahun. Kemungkinan terjadinya priapismus bisa diminimalisir dengan menghindari penyakit yang bisa memicu priapismus.
Misalnya saja leukemia atau sickle cell anemia yakni kelainan bentuk sel darah merah sehingga memblokir aliran darah ke penis. Selain itu, hindari pula kontak dengan kalajengking atau laba-laba black widow karena racun akibat hewan tersebut juga bisa membuat pria merasakan ereksi terus-menerus yang menyakitkan.
(rdn/vta)











































