Bermula dari Guncangan, Anak Berisiko Kena Shaken Baby Syndrome

<i>Shaken Baby Syndrome</i>

Bermula dari Guncangan, Anak Berisiko Kena Shaken Baby Syndrome

Firstrianisa Gustiawati - detikHealth
Rabu, 24 Sep 2014 09:07 WIB
Bermula dari Guncangan, Anak Berisiko Kena Shaken Baby Syndrome
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Bermain bersama anak dengan mengguncangkan tubuh anak, bahkan sesekali 'melempar' anak ke udara bisa memicu shaken baby syndrome pada si kecil. Sebenarnya, bagaimana guncangan pada tubuh anak bisa menimbulkan trauma di otaknya?

"Bayi dan balita sangat rentan terhadap guncangan. Otot leher pada balita terutama bayi masih sangat lemah," kata dr Meta Hanindita yang kini tengah mengambil pendidikan dokter anak di FK Unair/Dr Soetomo Surabaya.

Maka dari itu, akan sangat sulit bagi anak untuk men-support kepala dan melindungi si kecil dari gerakan keras. Selain itu, menurut dr Meta, otak bayi pun lebih rentan dari dewasa, gerakan atau guncangan dapat menyebabkan otak bayi bergerak maju atau mundur dalam tulang kepala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat diguncang keras, akibatnya otak busa terluka, pembuluh darah kecil di otak pun akan robek. Perdarahan yang terjadi ini tentu akan memengaruhi fungsi otak, dan juga mata," imbuh dr Meta saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (23/9/2014).

Sementara itu, menurut Jeffrey Barth, PhD, dari Department of Neurological Surgery, University of Virginia School of Medicine, menggoyangkan anak ke atas dan ke bawah bisa menimbulkan guncangan keras dan cedera pada kepala.

Apalagi ketika si anak agak besar, orang tua kerap 'melempar' anak ke atas lalu menangkapnya. Padahal, struktur otak anak sangat berbeda dengan otak orang dewasa. Gerakan sentrifugal menyebabkan cedera pada otak anak khususnya kerusakan pada bagian pembuluh darah di bagian atas otak.

"Saat cedera sangat parah bisa terjadi perdarahan di otak. Ketika diguncang-guncangkan apalagi dilempar ke udara, otak anak yang ukurannya relatif lebih kecil akan mengalami pergerakan dan ketika goncangan terlalu keras, otak bisa membentur tengkorak dan akhirnya timbullah trauma," terang Jeffrey.

(rdn/vta)
Shaken Baby Syndrome
11 Konten
Menimang bayi agar berhenti menangis, memang biasa dilakukan oleh orang tua. Namun, perlunya kehati-hatian agar bayi tidak mengalami trauma pada otak atau shaken baby syndrome.

Berita Terkait