Anak Menangis Terus-menerus? Jangan Panik dan 'Guncang' Anak, Ini Tipsnya

<i>Shaken Baby Syndrome</i>

Anak Menangis Terus-menerus? Jangan Panik dan 'Guncang' Anak, Ini Tipsnya

Firstrianisa Gustiawati - detikHealth
Rabu, 24 Sep 2014 15:00 WIB
Anak Menangis Terus-menerus? Jangan Panik dan Guncang Anak, Ini Tipsnya
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Saat anak menangis tanpa henti, seringkali orang tua, akan panik dan kebingungan. Tak jarang pula yang kemudian mencoba mengayun atau mengguncangkan tubuh sang anak. Bukannya diam, anak justru bisa cedera dan semakin menangis lho.

"Perlu diingat terutama bagi orang tua baru bahwa menangis adalah satu-satunya cara bayi berkomunikasi. Menangis terus-menerus atau excessive crying adalah salah satu fase normal pada bayi terutama bayi berusia 2-4 bulan. Jangan panik, jangan stres," ungkap dr Meta Hanindita dari RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (24/9/2014), dokter yang kini tengah mengambil pendidikan dokter anak di FK Unair ini menyayangkan saat ini sebagian orang tua berusaha mendiamkan anak dengan tindakan yang tanpa disadari justru membahayakan karena panik. Di antaranya melempar bayi atau mengayun terlalu keras.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dr Meta, saat bayi menangis terus-menerus maka yang bisa dilakukan orang tua adalah memeriksa apa faktor penyebabnya. Bisa jadi anak menangis karena tidak nyaman. Kebanyakan bayi menangis karena lapar, haus, kelelahan atau mengantuk.

"Kalau yakin kenyang atau tidak ngompol, coba cek suhu kamar. Apakah terlalu dingin? Terlalu panas? Cek juga pakaian yang dipakainya, apa membuatnya gatal? Terlalu ketat? Atau bisa juga sedang teething atau tumbuh gigi," terang dr Meta.

Jika setelah diperiksa orang tua merasa kondisi tubuh anak sepertinya ada yang tidak beres, misalnya seperti sakit, kembung, demam, atau yang lain, maka sebaiknya anak segera dibawa ke dokter.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh psikolog anak dan keluarga RS Pondok Indah, Roslina Verauli M.Psi. Ia menjelaskan bahwa saat merawat anak, orang tua harus memastikan dirinya dalam keadaan tidak kelelahan. Selain itu, sistem support juga harus selalu ada.

"Jadi seorang ibu misalnya, tidak akan merasa sendirian dan merasa panik saat mengurus anak. Ibu juga perlu istirahat. Kalau merasa diberikan support, ibu-ibu ini akan memiliki toleransi emosional yang baik," tutur Vera, saat dihubungi secara terpisah oleh detikHealth.

Menurut Vera, penting bagi seorang ibu untuk belajar mengenali tangisan anaknya. Ibu harus bisa membedakan tangisan anak yang disebabkan karena si anak ingin buang air kecil atau lapar.

"Kalau penyebab anak cenderung nangis kan karena bayi belum bisa bicara ya. Jadi mereka tidak bisa bilang mereka maunya apa, biasanya kalau bayi itu karena lapar, haus, dingin karena ngompol, atau cuma karena ingin bergerak aja," tutur Vera.



(ajg/vta)
Shaken Baby Syndrome
11 Konten
Menimang bayi agar berhenti menangis, memang biasa dilakukan oleh orang tua. Namun, perlunya kehati-hatian agar bayi tidak mengalami trauma pada otak atau shaken baby syndrome.

Berita Terkait