Fakta Panu: Julukan 'Atlas Berjalan' Hingga Salep 'Densus' 88

Kulit Belang karena Panu

Fakta Panu: Julukan 'Atlas Berjalan' Hingga Salep 'Densus' 88

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Rabu, 15 Okt 2014 14:36 WIB
Fakta Panu: Julukan Atlas Berjalan Hingga Salep Densus 88
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Di daerah tropis yang kelembaban udaranya tinggi, panu sudah menjadi penyakit 'sejuta umat'. Begitu populer dalam keseharian masyarakat, berbagai hal yang berhubungan dengan panu selalu membangkitkan kenangan tersendiri.

Umumnya, stigma negatif langsung disematkan pada orang-orang yang memiliki panu. Kesan jorok dan kurang menjaga kebersihan selalu dialamatkan pada mereka yang memiliki bercak-bercak putih di kulitnya. Padahal, 40-50 persen masyarakat di daerah tropis pernah mengalaminya.

Beberapa fakta unik yang legendaris terkait panu adalah sebagai berikut, dirangkum dari berbagai sumber pada Rabu (15/10/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Julukan atlas berjalan

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Bercak putih atau kecoklatan yang muncul karena infeksi panu umumnya tidak beraturan, ada yang besar maupun kecil. Begitu beragam bentuk dan ukurannya, banyak orang mengasosiasikannya dengan peta kepulauan. Tidak heran jika muncul julukan 'atlas berjalan' bagi penderitanya.

2. 'Tato gagal'

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Bercak yang timbul akibat panu tidak melulu berwarna putih. Pada orang-orang dengan warna kulit cerah, terkadang panu bisa dikenali dengan warna agak kecoklatan. Sesuai dengan nama ilmiah untuk panu, Tinea vesicolor yang memang berarti perbedaan warna dengan warna kulit.

Warna-warni yang cukup beragam ini mengingatan kita pada tato dekoratif, yang memang dibuat dengan tinta warna-warni, bukan cuma hitam seperti tato biasa. Bedanya, jika tato biasanya dibuat dengan desain indah, panu membentuk pola yang tidak beraturan. Mirip tato yang gagal.

3. Image negatif jarang mandi

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Mitos-mitos tentang panu hampir selalu berkonotasi negatif, sehingga pasien kerap malu untuk mengakui kondisinya. Padahal, tidak semua anggapan yang berkembang di masyarakat adalah fakta yang sebenarnya. Faktanya, jamur Malassezia furfur penyebab panu adalah flora normal yang dijumpai di kulit semua orang.

Panu muncul ketika pertumbuhan jamur ini tidak terkendali. Anggapan bahwa orang yang panuan pasti jarang mandi tidak sepenuhnya salah, tetapi tidak pula 100 persen benar. Banyak faktor, termasuk kelembaban udara yang tinggi di daerah tropis, membuat pertumbuhan jamur pada beberapa orang tetap tidak terkendali meski sudah rajin mandi.

4. Kalpanax cair yang legendaris

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Obat-obat yang diindikasikan untuk mengobati panu sangat mudah ditemukan, mulai dari pusat-pusat perbelanjaan hingga warung-warung kecil di pinggir jalan. Merk-merk legendaris seperti Kalpanax cair tentu tidak asing di telinga orang Indonesia.

Dibanding obat panu yang lain, Kalpanax cair termasuk yang paling populer. Selain murah, kandungan iodine dan asam benzoat di dalamnya terbilang manjur membasmi jamur meski banyak dikeluhkan karena terasa panas saat dioleskan di kulit yang terinfeksi.

Cara pakainya pun tidak praktis, butuh kapas dan kadang harus belepotan. Belakangan, obat ini dijual pula dalam bentuk sediaan krim yang lebih praktis. Kemasan Kalpanax krim pun dibuat berbeda, tidak lagi didominasi warna oranye khas Kalpanax cair yang legendaris.

5. Sampo 'Penyikat' Panu

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Tak cuma salep atau losion khusus antijamur yang digunakan untuk mengatasi panu. Sampo pun ada yang digunakan untuk menyikat panu. Seperti yang dilakukan Tomi, pembaca detikHealth, yang sudah sejak lama kulitnya bermasalah dengan panu. Aneka obat antijamur sudah dicoba, tapi panunya tak kunjung hilang. Akhirnya Tomi mencoba menggunakan sabun sekaligus sampo merek Adidas.

"Dipakai terus kira-kira dua minggu, panunya berkurang dan sekarang sudah hilang. Tapi sampai sekarang masih pakai sampo itu," kata Tomi.

Sampo yang juga digunakan beberapa orang untuk menyikat panu adalah Selsun oranye. Sampo dioleskan ke kulit yang terdapat panu, lalu biarkan beberapa saat sebelum mandi. Beberapa orang menyebut panu bisa hilang dalam kurun waktu 5-7 hari.

6. Salep 'Densus' 88

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Selain Kalpanax cair, obat panu yang tidak kalah populer di kalangan masyarakat adalah Salep 88. Salep kulit produksi PT Meccaya Bekasi ini juga mudah dikenali dari kemasan pot yang mungil, berwarna merah dengan desain tutup yang didominasi angka 88.

Memiliki kandungan zat aktif sulfur dan asam bensoat, salep murah meriah ini diindikasikan untuk mengobati berbagai infeksi kulit. Selain panu, bisa juga mengobati kadas, kurap, dan terutama kutu air. Akibat kemiripan nama dengan Densus (Detasemen Khusus) Antiteror 88, banyak yang memelesetkan namanya menjadi 'Salep Densus'.
Halaman 2 dari 7
Bercak putih atau kecoklatan yang muncul karena infeksi panu umumnya tidak beraturan, ada yang besar maupun kecil. Begitu beragam bentuk dan ukurannya, banyak orang mengasosiasikannya dengan peta kepulauan. Tidak heran jika muncul julukan 'atlas berjalan' bagi penderitanya.

Bercak yang timbul akibat panu tidak melulu berwarna putih. Pada orang-orang dengan warna kulit cerah, terkadang panu bisa dikenali dengan warna agak kecoklatan. Sesuai dengan nama ilmiah untuk panu, Tinea vesicolor yang memang berarti perbedaan warna dengan warna kulit.

Warna-warni yang cukup beragam ini mengingatan kita pada tato dekoratif, yang memang dibuat dengan tinta warna-warni, bukan cuma hitam seperti tato biasa. Bedanya, jika tato biasanya dibuat dengan desain indah, panu membentuk pola yang tidak beraturan. Mirip tato yang gagal.

Mitos-mitos tentang panu hampir selalu berkonotasi negatif, sehingga pasien kerap malu untuk mengakui kondisinya. Padahal, tidak semua anggapan yang berkembang di masyarakat adalah fakta yang sebenarnya. Faktanya, jamur Malassezia furfur penyebab panu adalah flora normal yang dijumpai di kulit semua orang.

Panu muncul ketika pertumbuhan jamur ini tidak terkendali. Anggapan bahwa orang yang panuan pasti jarang mandi tidak sepenuhnya salah, tetapi tidak pula 100 persen benar. Banyak faktor, termasuk kelembaban udara yang tinggi di daerah tropis, membuat pertumbuhan jamur pada beberapa orang tetap tidak terkendali meski sudah rajin mandi.

Obat-obat yang diindikasikan untuk mengobati panu sangat mudah ditemukan, mulai dari pusat-pusat perbelanjaan hingga warung-warung kecil di pinggir jalan. Merk-merk legendaris seperti Kalpanax cair tentu tidak asing di telinga orang Indonesia.

Dibanding obat panu yang lain, Kalpanax cair termasuk yang paling populer. Selain murah, kandungan iodine dan asam benzoat di dalamnya terbilang manjur membasmi jamur meski banyak dikeluhkan karena terasa panas saat dioleskan di kulit yang terinfeksi.

Cara pakainya pun tidak praktis, butuh kapas dan kadang harus belepotan. Belakangan, obat ini dijual pula dalam bentuk sediaan krim yang lebih praktis. Kemasan Kalpanax krim pun dibuat berbeda, tidak lagi didominasi warna oranye khas Kalpanax cair yang legendaris.

Tak cuma salep atau losion khusus antijamur yang digunakan untuk mengatasi panu. Sampo pun ada yang digunakan untuk menyikat panu. Seperti yang dilakukan Tomi, pembaca detikHealth, yang sudah sejak lama kulitnya bermasalah dengan panu. Aneka obat antijamur sudah dicoba, tapi panunya tak kunjung hilang. Akhirnya Tomi mencoba menggunakan sabun sekaligus sampo merek Adidas.

"Dipakai terus kira-kira dua minggu, panunya berkurang dan sekarang sudah hilang. Tapi sampai sekarang masih pakai sampo itu," kata Tomi.

Sampo yang juga digunakan beberapa orang untuk menyikat panu adalah Selsun oranye. Sampo dioleskan ke kulit yang terdapat panu, lalu biarkan beberapa saat sebelum mandi. Beberapa orang menyebut panu bisa hilang dalam kurun waktu 5-7 hari.

Selain Kalpanax cair, obat panu yang tidak kalah populer di kalangan masyarakat adalah Salep 88. Salep kulit produksi PT Meccaya Bekasi ini juga mudah dikenali dari kemasan pot yang mungil, berwarna merah dengan desain tutup yang didominasi angka 88.

Memiliki kandungan zat aktif sulfur dan asam bensoat, salep murah meriah ini diindikasikan untuk mengobati berbagai infeksi kulit. Selain panu, bisa juga mengobati kadas, kurap, dan terutama kutu air. Akibat kemiripan nama dengan Densus (Detasemen Khusus) Antiteror 88, banyak yang memelesetkan namanya menjadi 'Salep Densus'.

(up/vta)

Kulit Belang karena Panu
14 Konten
Panu adalah salah satu masalah kulit yang menjengkelkan dan bikin malu. Simak penyebab dan cara mengatasinya!
Berita Terkait