Keluhan seperti muncul iritasi atau benjolan saat menggunakan deodoran dikatakan oleh dr Eddy Karta, SpKK, dari EDMO Clinic Jakarta Selatan, umumnya terjadi pada orang dengan kulit sensitif. Di dalam deodoran dikatakan oleh dr Eddy terdapat berbagai macam bahan aktif yang memang diketahui dapat menyebabkan alergi.
Lalu apakah orang yang alergi harus berhenti menggunakan deodoran? dr Eddy mengatakan penggunaan deodoran tidak harus berhenti sepenuhnya. Biasanya seseorang dengan kulit sensitif hanya memiliki reaksi alergi dengan beberapa bahan aktif pada satu produk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa juga dikatakan oleh dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, dari D&I Skin Centre Bali. Untuk mengetahui bahan apa dalam deodoran yang menyebabkan alergi, seseorang harus menjalani apa yang disebut tes tempel. Tes tempel adalah tes mencoba menempelkan bahan yang diduga menyebabkan alergi pada kulit untuk mengkonfirmasi reaksi alergi.
reaksi alergi yang umumnya muncul pada ketiak seseorang jika ia terus-terusan menggunakan deodoran dikatakan oleh dr Nyoman kulit akan menjadi merah, meradang, dan kemudian menghitam. Jika ditemukan reaksi alergi tersebut disarankan untuk mengganti produk deodoran lain yang tidak mengandung bahan penyebab alergi terkait atau ganti menggunakan produk pencegah bb lain selain deodoran.
Salah satu produk yang dianjurkan dokter untuk mencegah BB antara lain adalah bedak. Bedak dengan kandungan antiperspirant dapat membantu produksi keringat berlebih.
(vit/vit)











































