"Di Indonesia itu prinsipnya menghindari minum es dan menghilangkan yang namanya garam atau makanan asin sebisa mungkin dalam 13 hari," terang ahli gizi Jansen Ongko, Msc, RD kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (28/1/2015).
Meskipun demikian, Jansen sendiri masih belum mengetahui secara pasti mengapa metode ini berprinsip hanya dilakukan pada jeda waktu sekitar 13 hari. Selain itu, diet ini juga mengharuskan penggunanya untuk mengulang ke hari pertama diet jika dalam 13 hari tersebut 'kecolongan' melanggar aturan dietnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu dalam buku sumber asli Diet Mayo tersebut tidak jelas disebutkan untuk menghilangkan asupan garam. Nutrisionis lulusan California State University, Los Angeles ini pun mengaku bingung mengapa Diet Mayo yang populer di Indonesia justru memiliki prinsip seperti itu.
Hal ini menurut Jansen terjadi karena masyarakat Indonesia mengandalkan informasi di internet namun tidak melakukan klarifikasi pada narasumber yang terpercaya, yang dalam hal ini adalah ahli gizi.
"Jadi kalau ada yang bilang diet ini oke, semuanya ikut. Di Indonesia ini sudah terjadi mispersepsi terhadap Diet Mayo versi aslinya," tutur Jansen.
Tapi sebenarnya apapun dietnya, lanjut Jansen, kalau sampai orang peduli terhadap apa yang ia makan sudah pasti akan meningkat status kesehatannya, tak serta-merta harus ikut satu jenis diet tertentu saja.











































