Aturan pada penerapan Diet Mayo di Indonesia mengharuskan penggunanya menghindari garam dan es dalam jangka waktu 13 hari untuk mendapatkan penurunan berat badan. Menurut ahli gizi Jansen Ongko, MSc, RD, Diet Mayo yang sebenarnya justru tidak terbatas seperti itu.
Pola makan yang diterapkan oleh Mayo Clinic memang tidak sekadar untuk jangka pendek saja, melainkan untuk dilakukan dalam jangka panjang. Mereka yang menerapkan Diet Mayo ini berarti mengubah kebiasaan hidup mereka dalam jangka panjang. Aturan khususnya, mereka hanya diminta untuk menjalani 5 kebiasaan baik (good habits) dan meninggalkan 5 kebiasaan buruk (bad habits).
Baca juga: Untuk Turun Bobot, Berapa Kali Sebenarnya Dianjurkan Makan Setiap Hari?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara 5 kebiasaan buruknya antara lain makan bergula; makan snack atau camilan selain buah atau sayur; makan sambil melakukan aktivitas lain misalnya nonton TV atau main ponsel; makan terlalu banyak daging dan makan ke restoran.
Baca juga: Studi Ungkap Rabu Adalah Hari Terbaik Untuk Menimbang Berat Badan, Mengapa?
Nah, menurut Jansen kebiasaan-kebiasaan ini idealnya memang dilakukan dalam jangka waktu panjang dan dijadikan gaya hidup. Tidak dibatasi hanya dalam jangka waktu 13 hari saja seperti yang banyak dijalankan di Indonesia.
"Jika ditarik ke akarnya, manusia kalau sudah aware dengan apa yang dia makan dan caranya, pasti memengaruhi berat badan. Tidak apa-apa kalau turunnya tidak langsung 5 kg, mungkin 1-2 kg dulu. Diet Mayo ala Mayo Clinic ini kan jangka panjang, mereka harus mengubah kebiasaan. Itu saja," imbuhnya kepada detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (28/1/2015).
Baca juga: Makan di Depan Cermin dan Cuci Baju, 5 Cara Unik Bakar Kalori
(ajg/up)











































