Makan Buru-buru dan Naik Pesawat Bikin Kentut Lebih Bau, Benarkah?

Serba-serbi Kentut

Makan Buru-buru dan Naik Pesawat Bikin Kentut Lebih Bau, Benarkah?

Firli Isnaeni - detikHealth
Rabu, 25 Mar 2015 17:35 WIB
Makan Buru-buru dan Naik Pesawat Bikin Kentut Lebih Bau, Benarkah?
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Satu-satunya hal yang sering dituding menyebabkan kentut beraroma busuk adalah makanan. Namun sebagian orang percaya kondisi-kondisi tertentu bisa memicu kentut menjadi lebih bau, seperti karena makan terburu-buru atau saat berada dalam pesawat terbang.
 
Menanggapi hal ini, dr Windi Yuliarini dari Puskesmas Pulau Moro, Kepulauan Riau mengaku tak pernah mendengar hal semacam itu.
 
"Nggak ada itu, saya belum pernah mendengar penyebab kentut bau, selain dari makanan yang dikonsumsi," ujarnya kepada detikHealth.
 
Senada dengan dr Windi, dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, konsultan cerna dari RS Cipto Mangunkusumo menerangkan bahwa bau kentut hanyalah gas-gas sisa pembusukan makanan di saluran pencernaan.
 
"Udara yang tertelan dengan kentut itu nggak ada hubungannya, karena kalau bau ya berarti dari makanan. Begitu juga dengan di pesawat, karena udara atmosfer yang di luar tubuh itu jelas nggak berpengaruh dengan bau kentut yang pada dasarnya diproses di dalam tubuh," paparnya saat dihubungi secara terpisah.
 
Faktor selain makanan yang diakui dr Ari dapat mempengaruhi bau kentut seseorang adalah gangguan pencernaan seperti IBS (irritable bowel syndrome) dan sembelit. Pada dasarnya, penderita IBS mengalami penyumbatan saluran cerna yang berakibat pada perut kembung dan sesekali melepaskan kentut. Meski begitu, kentut yang dihasilkan pasien IBS tak selalu bau.
 
Berikut beberapa faktor yang diyakini dapat memicu kentut, seperti halnya dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Rabu (24/3/2014):

1. Makanan

Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Tak semua makanan bisa memicu kentut berbau busuk. Rebekah Gross, MD, ahli gastroenterologi dari Joan H Tisch Center for Women's Health, New York Langone Medical Center menerangkan makanan yang sering menimbulkan kembung dan gas dalam usus seperti alpukat, ubi jalar, kedelai, kubis, apel, jamur, ceri, plum, kacang-kacangan, jagung serta gandum dan bawang putih.

Makanan hasil fermentasi seperti susu berikut produk olahannya juga rentan memicu kentut. Sebab bila enzim yang bertugas memecah laktosa atau gula dalam susu tidak mencukupi, laktosa akan masuk ke usus halus dan dicerna oleh bakteri yang ada, dan diubah menjadi gas. Makanan yang dipanaskan ulang juga cenderung susah dicerna, sehingga gas yang diproduksi makin banyak.

2. Banyak minum di sela makan

Ilustrasi (Foto: Getty Images)
"Karena saat makan usus melakukan proses pergerakan, jika sering disela dengan minum akan membuatnya berespons dan menjadi lebih aktif," papar dr Ari.

Rebeka menambahkan efek serupa akan terjadi bila seseorang makan dengan cepat atau sambil mengobrol. Rebeka menerangkan bahwa kedua kondisi ini memungkinkan seseorang menelan terlalu banyak udara dan menambah produksi gas dalam tubuh. Kendati begitu, dr Ari kurang sepakat dengan hal ini.

3. Minuman bersoda

Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Selain makanan, minuman seperti bir dan anggur merah juga rentan menyebabkan perut kembung dan sering kentut, sebab keduanya merupakan hasil fermentasi. Namun hal yang sama juga berlaku untuk minuman bersoda, karena kandungan karbondioksida dalam minuman berkarbonasi cenderung memicu kembung, apalagi jika dikonsumsi dalam keadaan dingin.

Sama halnya dengan minuman beralkohol, mengisap ganja juga diyakini dapat memicu kentut karena banyak udara yang masuk melalui kegiatan inhalasi.

4. Olahraga di luar ruangan

Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Sebuah penelitian di AS menunjukkan 71 persen atlet lari mengalami gangguan pencernaan khususnya perut kembung dan sering kentut. Diduga penyebabnya adalah olahraga secara berlebihan karena tubuh dipaksa bernapas lebih banyak.

"Sebenarnya bukan aktivitas berlebihannya, tetapi lokasi dimana ia olahraga. Ruang terbuka tentu memiliki banyak udara, sehingga orang yang banyak aktivitas di area ini akan banyak pula udaranya yang masuk ke dalam tubuhnya, sehingga jadi sering kentut," kata dr Ari.

5. Terlalu cemas

Ilustrasi (Foto: Getty Images)
dr Ari menjelaskan saat cemas, galau, atau grogi, tubuh seseorang cenderung memberikan respons alami berupa meningkatnya gerak peristaltik pada usus. "Akibat adanya peningkatan ini, maka produksi gas yang dihasilkan juga mengalami peningkatan," paparnya.

6. Obat dan permen

Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Beberapa jenis obat termasuk obat batuk sering mengandung pemanis buatan yang disebut sorbitol atau xilytol. Gula yang sulit diserap tersebut sukar dicerna oleh tubuh dan malah menjadi makanan bakteri. Salah satu hasil pencernaan oleh bakteri adalah gas.

Penggemar permen atau hard candy dan permen karet juga sering kentut karena sejumlah merek permen mengandung sorbitol, yaitu semacam gula alami yang ada dalam buah-buahan. Jenis lainnya antara lain malitol dan xylitol. Kendati rendah kalori dan tidak menyebabkan kerusakan gigi, tapi senyawa aditif ini dapat menimbulkan gas dan perut kembung yang bisa memicu kentut.

7. Perubahan hormon

Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Pada orang yang sudah memasuki masa menopause, tubuhnya mulai kehilangan banyak hormon dan kondisi ini konon memicu terbentuknya lebih banyak gas dalam tubuh.

"Belum jelas bagaimana hormon memengaruhi produksi gas tubuh, namun sebagian besar wanita akan merasakan perut terlalu banyak gas ketika terjadi perubahan hormon itu," jelas Rebekah.
Halaman 2 dari 8
Tak semua makanan bisa memicu kentut berbau busuk. Rebekah Gross, MD, ahli gastroenterologi dari Joan H Tisch Center for Women's Health, New York Langone Medical Center menerangkan makanan yang sering menimbulkan kembung dan gas dalam usus seperti alpukat, ubi jalar, kedelai, kubis, apel, jamur, ceri, plum, kacang-kacangan, jagung serta gandum dan bawang putih.

Makanan hasil fermentasi seperti susu berikut produk olahannya juga rentan memicu kentut. Sebab bila enzim yang bertugas memecah laktosa atau gula dalam susu tidak mencukupi, laktosa akan masuk ke usus halus dan dicerna oleh bakteri yang ada, dan diubah menjadi gas. Makanan yang dipanaskan ulang juga cenderung susah dicerna, sehingga gas yang diproduksi makin banyak.

"Karena saat makan usus melakukan proses pergerakan, jika sering disela dengan minum akan membuatnya berespons dan menjadi lebih aktif," papar dr Ari.

Rebeka menambahkan efek serupa akan terjadi bila seseorang makan dengan cepat atau sambil mengobrol. Rebeka menerangkan bahwa kedua kondisi ini memungkinkan seseorang menelan terlalu banyak udara dan menambah produksi gas dalam tubuh. Kendati begitu, dr Ari kurang sepakat dengan hal ini.

Selain makanan, minuman seperti bir dan anggur merah juga rentan menyebabkan perut kembung dan sering kentut, sebab keduanya merupakan hasil fermentasi. Namun hal yang sama juga berlaku untuk minuman bersoda, karena kandungan karbondioksida dalam minuman berkarbonasi cenderung memicu kembung, apalagi jika dikonsumsi dalam keadaan dingin.

Sama halnya dengan minuman beralkohol, mengisap ganja juga diyakini dapat memicu kentut karena banyak udara yang masuk melalui kegiatan inhalasi.

Sebuah penelitian di AS menunjukkan 71 persen atlet lari mengalami gangguan pencernaan khususnya perut kembung dan sering kentut. Diduga penyebabnya adalah olahraga secara berlebihan karena tubuh dipaksa bernapas lebih banyak.

"Sebenarnya bukan aktivitas berlebihannya, tetapi lokasi dimana ia olahraga. Ruang terbuka tentu memiliki banyak udara, sehingga orang yang banyak aktivitas di area ini akan banyak pula udaranya yang masuk ke dalam tubuhnya, sehingga jadi sering kentut," kata dr Ari.

dr Ari menjelaskan saat cemas, galau, atau grogi, tubuh seseorang cenderung memberikan respons alami berupa meningkatnya gerak peristaltik pada usus. "Akibat adanya peningkatan ini, maka produksi gas yang dihasilkan juga mengalami peningkatan," paparnya.

Beberapa jenis obat termasuk obat batuk sering mengandung pemanis buatan yang disebut sorbitol atau xilytol. Gula yang sulit diserap tersebut sukar dicerna oleh tubuh dan malah menjadi makanan bakteri. Salah satu hasil pencernaan oleh bakteri adalah gas.

Penggemar permen atau hard candy dan permen karet juga sering kentut karena sejumlah merek permen mengandung sorbitol, yaitu semacam gula alami yang ada dalam buah-buahan. Jenis lainnya antara lain malitol dan xylitol. Kendati rendah kalori dan tidak menyebabkan kerusakan gigi, tapi senyawa aditif ini dapat menimbulkan gas dan perut kembung yang bisa memicu kentut.

Pada orang yang sudah memasuki masa menopause, tubuhnya mulai kehilangan banyak hormon dan kondisi ini konon memicu terbentuknya lebih banyak gas dalam tubuh.

"Belum jelas bagaimana hormon memengaruhi produksi gas tubuh, namun sebagian besar wanita akan merasakan perut terlalu banyak gas ketika terjadi perubahan hormon itu," jelas Rebekah.

(lll/vta)

Serba-serbi Kentut
13 Konten
Siapapun pasti pernah membuang gas di tubuh alias kentut. Namun, hal ini bisa merusak suasana bila Anda kentut sembarangan.
Berita Terkait