Kemampuan Tertawa pun Ada Levelnya, Anda Termasuk yang Mana?

Tertawa dan Kesehatan

Kemampuan Tertawa pun Ada Levelnya, Anda Termasuk yang Mana?

Andara Nila Kresna - detikHealth
Rabu, 13 Mei 2015 12:07 WIB
Kemampuan Tertawa pun Ada Levelnya, Anda Termasuk yang Mana?
Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Tertawa bisa dipicu oleh banyak hal, misal saat kumpul-kumpul bersama teman, ketika melihat sesuatu yang lucu atau bahkan karena membayangkan sesuatu yang konyol. Namun satu hal yang lucu belum tentu dianggap sama lucunya bagi orang lain.

Inilah yang mendorong perbedaan intensitas tawa antara satu orang dengan lainnya. "Karena respons otak pada impuls yang dirasakan tiap orang juga berbeda," jelas dr Roslan Yusni Al Imam Hasan SpBS dari RS Bethsaida Serpong kepada detikHealth dan ditulis Rabu (13/5/2015).

Akan tetapi pemilik akun Twitter @ryuhasan tersebut menggarisbawahi bahwa kemampuan tawa seseorang lebih dipengaruhi oleh tiga hal, yakni bakat, genetik dan hormonal. Ketiganya dapat memicu seseorang agar tertawa lebih sedikit atau lebih banyak dari orang-orang di sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan bisa jadi ini juga menjawab pertanyaan mengapa ada orang-orang yang bisa terkena sindrom Angelman, atau penyakit langka yang membuat penderitanya tak mampu berhenti tertawa.

Baca juga: Awas! Tertawa Terlalu Heboh, Rahang Lepas Kalau Sendinya Lemah

Sedikit berbeda dengan penjelasan dr Ryu, Haryadi, fasilitator Klub Tawa Ceria Sehat Jakarta yang juga seorang manajer dari Neo Self Empowerment (NSE) mengatakan bahwa kemampuan tertawa seseorang terdiri atas tiga level atau tingkatan.

Pertama, seseorang baru bisa tertawa setelah melihat orang atau sesuatu yang lucu. "Istilahnya dirangsang dulu baru dia bisa ketawa. Itu kemampuan ketawa yang paling rendah karena harus ada rangsangan dulu supaya dia happy," jelasnya dalam kesempatan terpisah.

Yang kedua menurut Haryadi adalah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, yaitu seseorang yang bisa tertawa hanya dengan membayangkan kejadian konyol yang dialaminya sendiri, sehingga ia tak memerlukan rangsangan dari luar untuk tertawa.

"Ketiga, kita bisa tertawa tanpa alasan. Artinya apa? Kita bisa memunculkan kesadaran pada diri sendiri untuk mengendalikan mood," lanjut Haryadi. Orang-orang seperti ini dikatakan dapat mengendalikan perasaan sedih atau marahnya dengan baik, bahkan bila kedua emosi negatif itu melanda, ia akan dengan mudah meredakannya melalui tawa.

"Beda lho ya dengan orang yang ada masalah kejiwaan. Itu tertawa-tertawa sendiri kan aneh ya mimik mukanya dan jelas tidak terpancar kebahagiaan, jadi hanya asal tertawa saja," urainya.

Baca juga: Saran Dokter, Tertawa Jangan Berlebihan Jika Tak Ingin Tampak Cepat Tua

Lantas apa dampaknya bila ada orang yang terpaksa harus menahan tawa? dr Ryu menimpali sama halnya dengan menahan hal lain seperti kentut, menahan tawa bisa jadi mengakibatkan pusing.

"Saat mau ketawa itu kan detak jantung dan tekanan darah naik dan harusnya saat tertawa keduanya akan menurun. Tapi karena ini kita tahan, detak jantung dan tekanan darah tidak jadi turun, yang berakibat pada kepala pusing," terang Haryadi.

Untungnya, imbuh Haryadi, pusing karena menahan ketawa tidaklah berbahaya.

(lll/up)
Tertawa dan Kesehatan
12 Konten
Tertawa menjadi salah satu kegiatan yang cukup menyenangkan untuk dilakukan. Tidak hanya itu, tertawa juga dapat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Yuk simak manfaat tertawa bagi kesehatan

Berita Terkait