Tak sedikit orang yang sengaja mengonsumsi tambahan suplemen selama menjalani ibadah puasa dengan alasan agar fit dan tetap fokus. Apa kata dokter?
Menurut Kepala Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Kayu Putih, dr Ahmad Fuady, MSc-HEPL, konsumsi suplemen sebenarnya dibolehkan, asalkan masih dalam batas yang wajar. "Terutama, jika diperhatikan pola makannya tidak baik," tutur dokter yang juga merupakan staf pengajar FKUI ini.
Namun jika memang pola dan menu makanan yang dikonsumsi sudah baik, maka konsumsi suplemen menurut dr Ahmad tak perlu dilakukan lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Puasa Tanpa Lemas dan Lesu, Bisa Kok!
"Jika suplementasi mengandung vitamin, pastikan kadarnya tidak melebih batas. Zat besi diperlukan jika memang dibutuhkan, misalnya dalam kondisi anemia. Jika tidak, konsumsi suplementasi tersebut tidak diperlukan," tandas dr Ahmad saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (17/6/2015).
Meskipun demikian, dr Ahmad tak menampik bahwa pada kondisi-kondisi tertentu konsumsi suplemen mungkin diperlukan. Misalnya pada Anda yang masih dalam proses penyembuhan pasca sakit. Juga pada Anda yang memiliki masalah kesehatan seperti anemia.
"Bisa juga pada mereka yang pola dan menu makannnya buruk. Namun harus diingat, suplementasi tidak menggantikan peran menu makanan yang seimbang," pesan dr Ahmad.
Ini berarti, meskipun konsumsi suplemen dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi Anda saat berpuasa, bukan berarti Anda bisa asal memilih menu makanan saat sahur dan berbuka lho. Pemilihan menu yang memenuhi kebutuhan nutrisi tetap diperlukan agar Anda tak bergantung pada konsumsi suplemen. (ajg/vit)











































