Menurut Dr dr Saptawati Bardosono, MSc, SpGK, dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), rasa haus dan lapar sering disalahartikan oleh banyak orang, sehingga mengira lapar padahal sebenarnya haus.
"Dengan pemahaman dan pembiasaan bahwa saat berpuasa tubuh sangat membutuhkan penggantian energi dan cairan segera, maka kita dapat mengalahkan rasa lapar dengan memuaskan rasa haus terlebih dahulu," tutur dokter yang akrab disapa dr Tati ini kepada detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (24/6/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
https://health.detik.com/read/2015/06/18/180148/2946302/763/masih-adaptasi-berbuka-puasa-sebaiknya-jangan-langsung-makan-besar
Faktanya tubuh memiliki liver yang bertugas untuk menyimpan cadangan makanan dan meningkatkan kadar glukosa darah, namun tidak bagi cadangan cairan. Tubuh manusia tidak memiliki tempat untuk menyimpan cairan dalam jangka waktu lama.
"Paling manusia punya hormon diuretik yang bisa menahan keluarnya cairan tubuh tapi itu tidak bisa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga kasus haus akan jauh lebih kompleks," papar Dr dr Ermita I. Ilyas, MS, AIFO, dari Departemen Fisiologi Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI.
Untuk itu, usahakan untuk tidak terkecoh dengan rasa lapar 'palsu' ini ya, terutama saat berbuka puasa. Ingatlah untuk tetap memenuhi kebutuhan cairan dengan cara tetap meminum air putih setidaknya dua gelas saat berbuka dan empat gelas pada malam hari.
Baca juga: Seharian Bekerja dan Tetap Tahan dari Dehidrasi, Begini Triknya
https://health.detik.com/read/2015/06/17/130303/2944782/775/seharian-bekerja-dan-tetap-tahan-dari-dehidrasi-begini-triknya
(ajg/vit)











































