Salah satu yang membuat metode water birth menjadikontroversi karena terkait dengan risiko infeksi. Pada metode water birth, bayi dilahirkan dalam bak berisi air.
Diyakini bayi tidak akan tersedak karena refleks selama dalam cairan ketuban melatih bayi untuk tidak langsung bernapas saat berada dalam air. Namun air dalam bak tentu tidak sama dengan air ketuban, banyak risiko kontaminasi di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, popularitas water birth tidak bisa dibendung. Beberapa praktisi kesehatan alternatif merekomendasikan cara ini, sebagai salah satu penerapan metode gentle birth. "Intinya gentle birth adalah persalinan alami yang ramah jiwa, minim trauma dan penuh cinta," kata Reza Gunawan, suami Dewi Lestari.
Baca juga: Gentle Birth: Persalinan Alami yang Minim Trauma
Sayangnya, belum ada dukungan dari Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) terhadap metode ini. Bahkan tidak tanggung-tanggung, POGI mengancam akan mencabut rekomendasi pendaftaran anggota (dokter kandungan) yang membantu metode ini.
"Bukti yang didapatkan masih belum cukup kuat, sehingga POGI di Indonesia tidak merekomendasikan metode ini," kata dr Hari Nugroho, SpOG, dari RSUD Dr Soetomo yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Baca juga: Bantu Persalinan Waterbirth, Dokter Direkomendasikan Dicabut Registrasinya (up/vit)











































