Jakarta -
Terkait aktivitas menyikat gigi, ada beberapa kebiasaan yang kerap dilakukan sebagian orang. Sayangnya, sering kali kebiasaan itu justru menjadi kesalahan dalam menggosok gigi.
Apa saja sih kesalahan yang sering tidak disadari sudah dilakukan saat menggosok gigi? Berikut rangkumannya seperti ditulis detikHealth pada Rabu (25/11/015).
Baca juga: Ini Dia Waktu Terbaik untuk Menyikat Gigi
1. Bayi belum tumbuh gigi tak perlu gosok gigi
Foto: thinkstock
|
Meski hanya mengonsumsi air susu ibu (ASI) bukan berarti mulut bayi selalu bersih. Sebab, sifat ASI yang tertinggal dalam mulut bisa berubah jadi asam dan mengundang penyakit.
Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar drg Kartini Rustandi, MKes, mengatakan biasanya orang tua tak menyadari hal ini dan membiarkan mulut anak begitu saja. Akibatnya mulut pun bisa terserang jamur.
"Bisa pakai kain kasa steril dibersihkan. Setiap habis minum susu itu bersihkan supaya tidak ada pertumbuhan jamur. Kalau ada jamur lidah dan langit-langit mulutnya akan berwarna merah dan anak jadi rewel," kata drg Kartini.
Membersihkan mulut bayi dengan kasa dapat dilakukan dengan cara melilitkan kain di jari ibu. Kain kemudian bisa dicelupkan ke air hangat dan perlahan digosok di sela gusi dan dinding mulut bayi. Diharapkan hal ini akan tertanam pada bayi sehingga kelak saat bertambah dewasa ia terbiasa memperhatikan kebersihan mulutnya.
2. Menggosok gigi sesering mungkin agar lebih bersih
Foto: thinkstock
|
drg Yulia Prapti dari Klinik An-Nur, Setiabudi, Bandung mengatakan untuk menjaga kesehatan gigi sebaiknya menggosok gigi minimal dua kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur malam.
Dilakukan malam hari sebelum tidur malam karena pada saat kita tidur kelenjar air liur tidak aktif mengeluarkan air ludah yang berfungsi sebagai 'self cleansing' dalam rongga mulut.
"Hal ini akan menyebabkan mulut dalam keadaan lengket, kering dan asam. Kondisi ini akan memicu bakteri untuk memakan sisa makanan yang tertinggal di gigi dan akan menyebabkan kerusakan gigi," terang drg Yulia.
3. Harus ada jeda waktu gosok gigi setelah sarapan
Foto: thinkstock
|
"Tidak diperlukan jeda untuk menyikat gigi setelah sarapan pagi, semakin cepat kita menyikat gigi, semakin cepat menghilangkan sisa makanan yang tertinggal setelah sarapan pagi," tutur drg Yulia.
Sehingga, lanjut drg Yulia, dapat menghambat terjadinya kondisi asam dalam mulut yang sangat disukai bakteri untuk bereaksi merusak gigi.
4. Menyikat gigi dengan keras dan kencang
Foto: thinkstock
|
Prof Dr Melanie S. Djamil, drg., MBiomed menuturkan menyikat gigi dengan keras dan kencang justru bisa membuat gusi yang mengikat gigi cedera karena sikat giginya keras. Kebiasaan seperti itu dikatakn Prof Melanie juga bisa menyebabkan terjadinya abrasis karena pasta gigi dan menyikat gigi yanbterlalu sering.
"Sebenarnya boleh tapi gusi akan menjadi korbannya karena proses abrasi yang terjadi pada gigi yang nantinya akan mengenai gusi," kata Prof Melanie.
Meski hanya mengonsumsi air susu ibu (ASI) bukan berarti mulut bayi selalu bersih. Sebab, sifat ASI yang tertinggal dalam mulut bisa berubah jadi asam dan mengundang penyakit.
Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar drg Kartini Rustandi, MKes, mengatakan biasanya orang tua tak menyadari hal ini dan membiarkan mulut anak begitu saja. Akibatnya mulut pun bisa terserang jamur.
"Bisa pakai kain kasa steril dibersihkan. Setiap habis minum susu itu bersihkan supaya tidak ada pertumbuhan jamur. Kalau ada jamur lidah dan langit-langit mulutnya akan berwarna merah dan anak jadi rewel," kata drg Kartini.
Membersihkan mulut bayi dengan kasa dapat dilakukan dengan cara melilitkan kain di jari ibu. Kain kemudian bisa dicelupkan ke air hangat dan perlahan digosok di sela gusi dan dinding mulut bayi. Diharapkan hal ini akan tertanam pada bayi sehingga kelak saat bertambah dewasa ia terbiasa memperhatikan kebersihan mulutnya.
drg Yulia Prapti dari Klinik An-Nur, Setiabudi, Bandung mengatakan untuk menjaga kesehatan gigi sebaiknya menggosok gigi minimal dua kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur malam.
Dilakukan malam hari sebelum tidur malam karena pada saat kita tidur kelenjar air liur tidak aktif mengeluarkan air ludah yang berfungsi sebagai 'self cleansing' dalam rongga mulut.
"Hal ini akan menyebabkan mulut dalam keadaan lengket, kering dan asam. Kondisi ini akan memicu bakteri untuk memakan sisa makanan yang tertinggal di gigi dan akan menyebabkan kerusakan gigi," terang drg Yulia.
"Tidak diperlukan jeda untuk menyikat gigi setelah sarapan pagi, semakin cepat kita menyikat gigi, semakin cepat menghilangkan sisa makanan yang tertinggal setelah sarapan pagi," tutur drg Yulia.
Sehingga, lanjut drg Yulia, dapat menghambat terjadinya kondisi asam dalam mulut yang sangat disukai bakteri untuk bereaksi merusak gigi.
Prof Dr Melanie S. Djamil, drg., MBiomed menuturkan menyikat gigi dengan keras dan kencang justru bisa membuat gusi yang mengikat gigi cedera karena sikat giginya keras. Kebiasaan seperti itu dikatakn Prof Melanie juga bisa menyebabkan terjadinya abrasis karena pasta gigi dan menyikat gigi yanbterlalu sering.
"Sebenarnya boleh tapi gusi akan menjadi korbannya karena proses abrasi yang terjadi pada gigi yang nantinya akan mengenai gusi," kata Prof Melanie.
(rdn/vit)