Nah, soal pamer kemesraan ini, diungkapkan dr Azimatul Karimah SpKJ dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mesti dilihat duku latar belakang yang bersangkutan tinggal di mana. Semisal mereka tinggal di Eropa, itu merupakan hal yang wajar dan normal karena budaya mendukung.
"Nah, kalau di Indonesia jadi tidak tepat, jadi perlu dipertimbangkan kembali," ujar dr Uci, begitu ia akrab disapa, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (16/12/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Uci menuturkan, jika pasangan melakukan hal tersebut, mereka pasti akan mendapat respons dari lingkungan sekitar dan juga dikomentari. Ketika sudah mendapat respons, pastinya si pasangan harus mengubah sikapnya.
"Kalau mereka mempertahankan kelakuan seperti itu walau sudah dapat 'ganjarannya', dia mengalami masalah perilaku," tambah dr Uci.
Sementara itu, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd menuturkan public display of attention atay pamer kemesraan sederhananya adalah orang-orang yang suka peluk-pelukan, cium-ciuman di depan umum, dan pastinya memamerkan kemesraan mereka.
"Kalau di luar negeri wajar, kalau di sini karena lebih merujuk ke nilai sosial budaya jadi dianggap tidak wajar," kata Diana, begitu ia akrab disapa.
Baca juga: Tergila-gila dan Terlalu Memuja Artis, Termasuk Gangguan Kejiwaan?
(rdn/vit)











































