Bayi Juga Butuh Tidur Berkualitas, Catat Pengaturannya Ya

<i>Good Sleep Setting</i>

Bayi Juga Butuh Tidur Berkualitas, Catat Pengaturannya Ya

Rahma Lillahi Sativa, Martha Heriniazwi Dianthi - detikHealth
Rabu, 13 Jan 2016 17:32 WIB
Bayi Juga Butuh Tidur Berkualitas, Catat Pengaturannya Ya
Foto: thinkstock
Jakarta - Hari-hari seorang bayi nyaris dihabiskan hanya untuk tidur. Untuk itu pengaturannya tak bisa sembarangan, bahkan hingga ke posisi tidurnya.

dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran menjelaskan bayi baru lahir idealnya tidur selama 20 jam dalam sehari. Akan tetapi durasi tidur ini akan berkurang dari waktu ke waktu, seiring dengan bertambahnya umur mereka.

"Dari 20 jam, di usia 22 bulan menjadi 12-18 jam. Tiga bulan menjadi 14-15 jam kemudian 1-3 tahun jadi 12-14 jam sehari," katanya saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis Rabu (13/1/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu apa lagi yang harus diperhatikan?

Baca juga: Tidur Tak Berkualitas Gara-gara Berat Badan Membengkak?

1. Posisi tidur

Foto: thinkstock
Beberapa waktu lalu, dr Melissa Anggraeni, MBiomed, SpA, mengutarakan, posisi tidur bayi yang paling ideal adalah telentang, terutama pada bayi yang usianya masih di bawah 3-4 bulan.

Akan tetapi saat umur bayi bertambah, lehernya juga akan makin kuat. Saat inilah bayi bisa mulai ditidurkan dengan posisi tengkurap lebih lama.

"Kalau usia di atas 3-4 bulan saluran napas dan otaknya sudah cukup matang, sehingga tidak apa-apa sesekali tidur tengkurap. Tapi harus pastikan benar alas tidur atau matrasnya benar, rata. Pastikan posisi hidung tidak tertutup apapun," sambung dokter yang berpraktik di RS Siloam Lippo Cikarang tersebut.

2. Kasur

Foto: Thinkstock
Jangan pilih kasur yang terlalu empuk untuk bayi, pesan dr Melissa. Kasur yang terlalu empuk dikatakan bisa membuat tubuh bayi melesak atau agak terbenam. Dikhawatirkan ini akan mengganggu jalan napas si bayi, bahkan dapat memicu sudden infant death syndrome (SIDS).

Jangan biasakan juga tidur bersama sang buah hati. Dari hasil sebuah penelitian di Amerika juga terungkap, 70 persen bayi meninggal akibat tidur bersama orang tuanya atau hewan peliharaan, sedangkan sepertiganya meninggal akibat terlilit atau tercekik benda-benda yang ada di ranjang, semisal bantal atau selimut.

3. Bantal

Foto: thinkstock
Menurut ahli tidur anak, Judith Owens, bayi yang berusia di bawah dua tahun belum dianjurkan untuk memakai bantal saat tidur. Lagipula bayi umur segitu belum membutuhkan dukungan untuk menyokong kepalanya. Belum lagi ada kekhawatiran si bayi bisa tercekik di bawah bantal.

Bantal baiknya diperkenalkan saat anak berusia di atas dua tahun. Saat mulai memperkenalkan bantal, gunakan bantal khusus untuk bayi atau anak. Antisipasi juga anak yang sensitif terhadap bahan tertentu, sehingga orang tua mungkin perlu mempertimbangkan bantal dari bahan yang non-alergi.

Untuk selimut, lebih baik pilih yang tidak terlalu tebal. "Bila selimut tebal ini ditimpakan ke dada bayi, bayi bisa-bisa seperti dibekap dan ini juga dikatakan mampu memicu SIDS," jelas dr Melissa.

4. Baju tidur

Foto: Getty Images
Pakar tumbuh kembang anak, Dr dr Soedjatmiko, MSi, SpA(K) mengatakan, bayi disarankan memakai pakaian yang longgar saat tidur. Bukan semata soal kenyamanan tetapi juga karena indra peraba bayi sedang pesat-pesatnya berkembang di tahun-tahun pertama.

Popok yang basah juga harus menjadi perhatian karena bayi paling sering terbangun karena ini. Apalagi kalau bukan karena urine yang menempel di kulit bisa memicu iritasi dan gatal sehingga bayi menjadi risih.

"Jadi alas tidur, pakaian, dan popok. Ini karena dari semua indra yang berkembang saraf sensoriknya dulu yang peka," ujarnya.

dr Meta menambahkan, mengganti baju bayi sebelum tidur, semisal dengan piyama, juga melatih bayi peka terhadap ritual sebelum tidur.

5. Suhu ruangan

Foto: Getty Images
"Pastikan saja suhu udara cukup nyaman untuk bayi, tidak terlalu dingin atau terlalu panas," kata dr Melissa.
 
Dibanding kipas angin, dr Melissa juga lebih memilih menggunakan AC untuk kamar tidur anak karena dapat diatur suhu, arah dan kecepatan anginnya, apalagi AC dewasa ini biasanya sudah dilengkapi dengan filter udara dan antijamur sehingga dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan alergi pada anak.

"Kalau kipas angin tidak bisa diatur suhunya dan cenderung lebih cepat berdebu, sehingga angin yang dihasilkan bercampur debu," imbuhnya.
Halaman 2 dari 6
Beberapa waktu lalu, dr Melissa Anggraeni, MBiomed, SpA, mengutarakan, posisi tidur bayi yang paling ideal adalah telentang, terutama pada bayi yang usianya masih di bawah 3-4 bulan.

Akan tetapi saat umur bayi bertambah, lehernya juga akan makin kuat. Saat inilah bayi bisa mulai ditidurkan dengan posisi tengkurap lebih lama.

"Kalau usia di atas 3-4 bulan saluran napas dan otaknya sudah cukup matang, sehingga tidak apa-apa sesekali tidur tengkurap. Tapi harus pastikan benar alas tidur atau matrasnya benar, rata. Pastikan posisi hidung tidak tertutup apapun," sambung dokter yang berpraktik di RS Siloam Lippo Cikarang tersebut.

Jangan pilih kasur yang terlalu empuk untuk bayi, pesan dr Melissa. Kasur yang terlalu empuk dikatakan bisa membuat tubuh bayi melesak atau agak terbenam. Dikhawatirkan ini akan mengganggu jalan napas si bayi, bahkan dapat memicu sudden infant death syndrome (SIDS).

Jangan biasakan juga tidur bersama sang buah hati. Dari hasil sebuah penelitian di Amerika juga terungkap, 70 persen bayi meninggal akibat tidur bersama orang tuanya atau hewan peliharaan, sedangkan sepertiganya meninggal akibat terlilit atau tercekik benda-benda yang ada di ranjang, semisal bantal atau selimut.

Menurut ahli tidur anak, Judith Owens, bayi yang berusia di bawah dua tahun belum dianjurkan untuk memakai bantal saat tidur. Lagipula bayi umur segitu belum membutuhkan dukungan untuk menyokong kepalanya. Belum lagi ada kekhawatiran si bayi bisa tercekik di bawah bantal.

Bantal baiknya diperkenalkan saat anak berusia di atas dua tahun. Saat mulai memperkenalkan bantal, gunakan bantal khusus untuk bayi atau anak. Antisipasi juga anak yang sensitif terhadap bahan tertentu, sehingga orang tua mungkin perlu mempertimbangkan bantal dari bahan yang non-alergi.

Untuk selimut, lebih baik pilih yang tidak terlalu tebal. "Bila selimut tebal ini ditimpakan ke dada bayi, bayi bisa-bisa seperti dibekap dan ini juga dikatakan mampu memicu SIDS," jelas dr Melissa.

Pakar tumbuh kembang anak, Dr dr Soedjatmiko, MSi, SpA(K) mengatakan, bayi disarankan memakai pakaian yang longgar saat tidur. Bukan semata soal kenyamanan tetapi juga karena indra peraba bayi sedang pesat-pesatnya berkembang di tahun-tahun pertama.

Popok yang basah juga harus menjadi perhatian karena bayi paling sering terbangun karena ini. Apalagi kalau bukan karena urine yang menempel di kulit bisa memicu iritasi dan gatal sehingga bayi menjadi risih.

"Jadi alas tidur, pakaian, dan popok. Ini karena dari semua indra yang berkembang saraf sensoriknya dulu yang peka," ujarnya.

dr Meta menambahkan, mengganti baju bayi sebelum tidur, semisal dengan piyama, juga melatih bayi peka terhadap ritual sebelum tidur.

"Pastikan saja suhu udara cukup nyaman untuk bayi, tidak terlalu dingin atau terlalu panas," kata dr Melissa.
 
Dibanding kipas angin, dr Melissa juga lebih memilih menggunakan AC untuk kamar tidur anak karena dapat diatur suhu, arah dan kecepatan anginnya, apalagi AC dewasa ini biasanya sudah dilengkapi dengan filter udara dan antijamur sehingga dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan alergi pada anak.

"Kalau kipas angin tidak bisa diatur suhunya dan cenderung lebih cepat berdebu, sehingga angin yang dihasilkan bercampur debu," imbuhnya.

(lll/vit)

Good Sleep Setting
19 Konten
Membahas tips-tips bagaimana cara tidur yang benar dan sehat sehingga istirahat malam jadi berkualitas, Dibahas juga hal-hal yang baiknya tak dilakukan sebelum tidur dan gangguan tidur yang bisa dialami seseorang.
Berita Terkait