Kena Diabetes Saat Hamil, Linda Kontrol Gula Darah dengan Senam

Ayo Lawan Diabetes

Kena Diabetes Saat Hamil, Linda Kontrol Gula Darah dengan Senam

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 20 Apr 2016 13:02 WIB
Kena Diabetes Saat Hamil, Linda Kontrol Gula Darah dengan Senam
Foto: Muhamad Reza Sulaiman
Jakarta - Diabetes kehamilan atau biasa disebut sebagai diabetes gestational memang akan hilang setelah ibu melahirkan. Meski begitu, sejumlah penelitian menyebut ibu hamil yang mengidap diabetes gestational berisiko tinggi mengidap diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Hal itulah yang dialami oleh Lindawati. Wanita berusia 62 tahun warga Kampung Ambon, Jakarta Timur ini didiagnosis mengidap diabetes gestational saat dirinya pertama kali hamil, kurang lebih 27 tahun lalu.

"Waktu pas hamil usia saya sudah 35 tahun. Kata dokter gula darahnya tinggi. Jadi kena diabetes kehamilan," tutur Linda mengawali perbincangan dengan detikHealth, saat ditemui di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (KDK-FKUI) Kayu Putih, baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Gula Darah Terjaga, Haruskah Pasien Diabetes Tetap Kontrol ke Dokter?

Linda mengatakan selama kehamilan, gula darahnya selalu tinggi, di atas 200 mg/dl. Kepada dokter, ia mengaku bahwa ada riwayat diabetes dalam keluarganya.

"Memang saya ditanya, ada nggak riwayat diabetes. Saya bilang ada, nenek sama papa saya diabetes. Akhirnya saya dirujuk juga ke internis. Itu pas hamil lima bulan," tuturnya.

Setelah melahirkan, memang kadar gula darahnya mengalami penurunan. Linda mengaku sempat senang karena mengira dirinya sudah sembuh dari diabetes.

Namun di usianya yang ke 45, Linda merasa badannya tidak enak. Rasa lelah, pusing hingga lemas dan badan kaku membuatnya memeriksakan diri ke dokter. Saat dicek, ia kaget ternyata gula darahnya lebih dari 250 mg/dl.

"Dulu sama dokternya nggak dikasih tahu kalau bisa kena lagi, saya kira sudah sembuh. Tapi periksa ke rumah sakit ternyata gula darah saya tinggi, akhirnya dibilang kena diabetes," urainya.

Selama menjalani pengobatan di rumah sakit, ia mengaku tidak puas. Gula darahnya masih sering tinggi meskipun dokter sudah memberikan bermacam-macam obat, mulai dari obat generik hingga obat paten. Ia pun mulai mencari alternatif lain untuk berobat.

Beruntung, rumah Linda berdekatan dengan KDK-FKUI Kayu Putih. Ia akhirnya mencoba memeriksakan diri ke klinik dan menjalani program yang sudah ditentukan oleh dokter, yakni mengatur pola makan dan melakukan aktivitas fisik.

"Pas di sini cocok, padahal obatnya generik. Terus saya juga diajak ikutan senam, dua kali seminggu. Saya akhirnya ajak juga suami saya. Sampai sekarang gula darahnya nggak pernah tinggi lagi," ungkapnya.

Baca juga: Ini Rumus Pengaturan Pola Makan Bagi Pasien Diabetes

Linda mengatakan dirinya tetap bisa beraktivitas normal meski mengidap diabetes. Satu hal yang ia tekankan adalah penyakit diabetes bukan vonis mati. Terima kondisi dengan lapang dada dan jalani pengobatan dengan ikhlas, maka hidup tetap akan terasa nyaman.

"Jangan dijadiin beban, nanti kita jadi stres. Enjoy aja biasa. Anggap teman aja. Kita masih bisa kok makan enak cuma tahu diri jangan banyak-banyak, rutin minum obat, senam sama rutin kontrol," pungkasnya.

(mrs/vit)
Ayo Lawan Diabetes
11 Konten
Diabetes adalah salah satu penyakit tak menular berbahaya yang diidap oleh jutaan masyarakat Indonesia. Pembahasan kali ini akan mengulas bagaimana seseorang bisa hidup dengan penyakit dan mencegah timbulnya masalah di masa depan.

Berita Terkait