5 Salah Kaprah dalam Mengontrol Gula Darah

Ayo Lawan Diabetes

5 Salah Kaprah dalam Mengontrol Gula Darah

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 20 Apr 2016 17:04 WIB
5 Salah Kaprah dalam Mengontrol Gula Darah
Foto: Thinkstock
Jakarta - Kontrol gula darah pada pasien diabetes memiliki tiga aturan utama. Sayangnya, masih ada kesalahpahaman terkait aturan-aturan tersebut.

Prof Sidartawan Soegondo, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, mengatakan gula darah bisa dikontrol dengan melakukan tiga hal. Apa saja?

"Pertama adalah pengaturan pola makan, kedua aktivitas fisik dan ketiga adalah penggunaan obat," tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa saja kesalahpahaman terkait aturan-aturan tersebut? Dirangkum detikHealth, berikut 5 di antaranya.

1. Pantangan makan

Foto: thinkstock
dr Dewi Friska, MKK dari Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan pasien diabetes sebenarnya tidak memiliki pantangan makan. Hanya saja, porsi makannya yang harus diperhatikan.

"Misalnya ketan, kan itu bisa menaikkan gula darah tinggi sekali. Boleh saja makan tapi jangan banyak-banyak dan jangan nambah. Kalau icip-icip saja tidak masalah," tuturnya.

2. Aktivitas fisik

Foto: Firdaus Anwar
Dijelaskan Prof Sidartawan, aktivitas fisik bagi pasien diabetes bukanlah olahraga berat. Jalan cepat selama 30 menit saja sudah dapat membantu pasien diabetes mengontrol gula darah.

"Kalau disebut olahraga, nanti catur dibilang olahraga. Makanya disebut aktivitas fisik, 30 menit, 3 kali dalam seminggu," ungkapnya.

3. Ketergantungan obat

Foto: BBC Magazine
Ketergantungan obat merupakan salah paham dalam terapi diabetes. Dijelaskan dr Dewi, pasien bukannya mengalami ketergantungan obat, tapi memang membutuhkan obat tersebut seumur hidup.

"Kalau pankreas tidak bisa menghasilkan insulin, tentunya butuh bantuan dari luar tubuh kan supaya insulinnya ada. Jadi bukan ketergantungan, tapi memang membutuhkan. Salah persepsi saja," tuturnya.

4. Makanan, obat dan aktivitas fisik

Foto: thinkstock
dr Dewi mengatakan pasien diabetes harus melakukan penatalaksanaan diabetes secara tepat dan teratur. Dalam artian, semuanya harus dilakukan mulai dari mengatur pola makan, minum obat rutin dan melakukan aktivitas fisik.

"Tidak bisa salah satunya saja. Misalnya atur makan saja tapi aktivitas fisik jarang dan tidak minum obat. Atau minum obat saja tapi makan tidak dijaga. Harus dilakukan tiga-tiganya," paparnya.

5. Penyakit orang kaya

Foto: thinkstock
Ditegaskan dr Indah Suci dari KDK-FKUI Kayu Putih, diabetes kini bukan lagi masalah kesehatan yang mengancam orang-orang berpenghasilan besar. Masyarakat kelas menengah kebawah memiliki risiko paling besar mengidap diabetes.

"Karena kalau kelas atas kan bisa milih makanannya. Makan daging yang tanpa lemak atau nasinya rendah kalori. Sementara kalau menengah ke bawah kan penghasilan pas-pasan jadi variasi makanan tidak banyak," ungkap dr Suci.
Halaman 2 dari 6
dr Dewi Friska, MKK dari Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan pasien diabetes sebenarnya tidak memiliki pantangan makan. Hanya saja, porsi makannya yang harus diperhatikan.

"Misalnya ketan, kan itu bisa menaikkan gula darah tinggi sekali. Boleh saja makan tapi jangan banyak-banyak dan jangan nambah. Kalau icip-icip saja tidak masalah," tuturnya.

Dijelaskan Prof Sidartawan, aktivitas fisik bagi pasien diabetes bukanlah olahraga berat. Jalan cepat selama 30 menit saja sudah dapat membantu pasien diabetes mengontrol gula darah.

"Kalau disebut olahraga, nanti catur dibilang olahraga. Makanya disebut aktivitas fisik, 30 menit, 3 kali dalam seminggu," ungkapnya.

Ketergantungan obat merupakan salah paham dalam terapi diabetes. Dijelaskan dr Dewi, pasien bukannya mengalami ketergantungan obat, tapi memang membutuhkan obat tersebut seumur hidup.

"Kalau pankreas tidak bisa menghasilkan insulin, tentunya butuh bantuan dari luar tubuh kan supaya insulinnya ada. Jadi bukan ketergantungan, tapi memang membutuhkan. Salah persepsi saja," tuturnya.

dr Dewi mengatakan pasien diabetes harus melakukan penatalaksanaan diabetes secara tepat dan teratur. Dalam artian, semuanya harus dilakukan mulai dari mengatur pola makan, minum obat rutin dan melakukan aktivitas fisik.

"Tidak bisa salah satunya saja. Misalnya atur makan saja tapi aktivitas fisik jarang dan tidak minum obat. Atau minum obat saja tapi makan tidak dijaga. Harus dilakukan tiga-tiganya," paparnya.

Ditegaskan dr Indah Suci dari KDK-FKUI Kayu Putih, diabetes kini bukan lagi masalah kesehatan yang mengancam orang-orang berpenghasilan besar. Masyarakat kelas menengah kebawah memiliki risiko paling besar mengidap diabetes.

"Karena kalau kelas atas kan bisa milih makanannya. Makan daging yang tanpa lemak atau nasinya rendah kalori. Sementara kalau menengah ke bawah kan penghasilan pas-pasan jadi variasi makanan tidak banyak," ungkap dr Suci.

(mrs/vit)

Ayo Lawan Diabetes
11 Konten
Diabetes adalah salah satu penyakit tak menular berbahaya yang diidap oleh jutaan masyarakat Indonesia. Pembahasan kali ini akan mengulas bagaimana seseorang bisa hidup dengan penyakit dan mencegah timbulnya masalah di masa depan.
Berita Terkait