HIV Vs Hepatitis C, Lebih Berbahaya Mana?

Hari Hepatitis Sedunia

HIV Vs Hepatitis C, Lebih Berbahaya Mana?

Martha HD - detikHealth
Kamis, 28 Jul 2016 14:26 WIB
HIV Vs Hepatitis C, Lebih Berbahaya Mana?
Foto: ts
Jakarta - Pada beberapa orang, mereka bisa terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan hepatitis C secara bersamaan. Di antara keduanya, sebenarnya mana yang lebih berbahaya?

"Tergantung kondisinya. Namun kalau lebih bahaya itu adalah HIV karena bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi ketimbang hepatitis C yang hanya pada liver saja. Kalau HIV kan bisa bikin orang kena serangan jantung atau penyakit berbahaya lainnya," tutur Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo.

Dalam perbincangan dengan detikHealth, dr Ari menegaskan komplikasi yang bisa terjadi tergantung juga dengan kondisi pasien. Jika tidak ditangani dengan baik, hepatitis C juga bisa membuat orang mengalami kanker hati, sedangkan HIV bisa menyebabkan kematian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dihubungi terpisah, Ayu Oktariani dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) mengatakan antara HIV dan hepatitis C, tidak ada yang lebih berbahaya. Hanya saja, perbedaanya hepatitis dapat disembuhkan sedangkan pada HIV, obat yang dikonsumsi sifatnya hanya untuk menahan perkembangan laju virus, bukan mematikan virusnya.

Baca juga: Risiko Penularan Hepatitis C pada Pengguna NAPZA Suntik

Sementara, hepatitis C ada obat yang dapat menyembuhkan. Menurut Ayu, tingkat bahaya keduanya sama. Jika hepatitis menyerang liver, organ penting dalam tubuh, maka HIV merusak kekebalan tubuh. Berbicara mengenai komplikasi yang bisa timbul, Ayu menuturkan sebenarnya virus HIV dapat ditekan dengan konsumsi Antitetroviral (ARV) sehingga kekebalan tubuh jauh lebih kuat.

Namun, Ayu mengatakan kebanyakan orang tidak memperhatikan hepatitis yang dialami sehingga keadaan liver memburuk. Jika treatment penyembuhan HIV dan hepatitis tidak diseimbangkan, akan menyebabkan orang tersebut sakit kembali. Jika tidak segera diobati, keadaannya pasti akan lebih berbahaya dan mematikan.

Selain itu, Ayu menekankan kewaspadaan atas HIV dan hepatitis C amat penting. Meskipun, menurut Ayu kenyataannya, saat ini kewaspadaan terhadap dua kondisi ini masih rendah.

"Kewaspadaan yang rendah bukan hanya pada pengguna narkotika, psikotropika, dan zat aditif (NAPZA) suntik namun pada semua orang, karena informasi mengenai hepatitis tidak ada sama sekali. Kemudian, kurangnya sosialisasi dari pemerintah. Bahkan menjelang tanggal 28 Juli yang merupakan hari Hepatitis C sedunia, tidak ada iklan layanan atau baliho," kata Ayu.

Baca juga: Hepatitis, Penyakit Mematikan yang Penanganannya Masih Tersandung Dana

(rdn/vit)

Berita Terkait