dr Damayanti Soetjipto, SpTHT-KL, Ketua Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT), mengatakan umumnya penyebab gangguan pendengaran dan ketulian pada anak dan remaja terjadi akibat pajanan suara keras saat mendengarkan musik. Efeknya bisa hanya pada satu telinga maupun dua telinga.
"Kalau ketulian satu telinga berarti hanya satu saja yang kehilangan kemampuan mendengar, bisa kanan saja atau kiri saja. Kalau dua telinga berarti telinga kanan dan kiri sama-sama mengalami gangguan dan ketulian," tutur dr Dama kepada wartawan baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kondisi Terkini Gangguan Pendengaran dan Ketulian di Indonesia
Sedangkan untuk ketulian di dua sisi dampaknya lebih berat. Anak bisa mengalami kesulitan berbicara, penurunan prestasi di sekolah serta merasa terisolasi dari lingkungan.
"Karena dia merasa terisolasi akhirnya nanti tidak memiliki teman dan tidak bahagia di sekolah. Ini juga bisa berujung pada penurunan prestasi dan anak malas sekolah akhirnya putus sekolah," tambahnya lagi.
Efek ini bisa berlanjut hingga dewasa. Dikatakan dr Dama, ketulian yang tidak ditangani saat anak-anak dan remaja bisa memengaruhi masa depan. Salah satunya adalah sulit mendapat pekerjaan dan juga risiko mengalami depresi.
"Tuli hingga dewasa bisa sulit cari kerja, cenderung kecelakaan lalu lintas, depresi karena tidak puas dengan kehidupan lalu merasa terpencil akhirnya tidak memiliki aktivitas sosial," tutupnya.
Baca juga: 4 Hal Tak Terduga yang Bisa Sebabkan Ketulian (mrs/up)











































