Nah, menurut psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, Psi, orang tua bisa melihat bakat anak biasanya dengan menilik respons anak saat diajarkan sesuatu. Jika diajarkan sesuatu lalu anak begitu cepat melakukan hal itu dibanding anak lain, anak bisa saja berbakat di bidang tersebut.
"Contohnya orang tua ngajarin nyanyi, lalu anak bisa hafal liriknya dan menyanyikan dengan nada yang tepat. Kemungkinan dia punya bakat menyanyi," tutur wanita yang akrab disapa Nina ini saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (7/8/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hai Bunda, Begini Triknya untuk Melatih Anak Menulis
Seperti anak yang dengan mudah diajari menari. Selain bisa saja ia berbakat menari, bukan tak mungkin pula anak memang berbakat untuk meniru. Dalam mengembangkan bakat anak, Nina mengingatkan agar orang tua tidak terpaku pada satu bidang saja.
Pasalnya, jika hanya satu bidang kemampuan saja yang dikembangkan, nantinya ketika anak mengalami masalah dalam bidang tersebut, diistilahkan Nina hidup anak bisa saja hancur.
"Kalau anak lari cepat dia berbakat jadi pelari. Dikejar terus kemampuan larinya dan suatu hari kakinya patah atau ekstremnya kecelakaan dan terpaksa diamputasi. Kalau dia cuma punya kemampuan berlari, dia akan kesulitan dalam hidupnya karena tidak memiliki cara lain untuk melepaskan kemampuannya," terang Nina.
Untuk itu, akan lebih baik jika orang tua mengembangkan banyak bakat yang dimiliki anak dan tidak hanya terfokus pada satu bidang saja.
Baca juga: Studi: Kemampuan Anak Mengenal Suara Bisa Deteksi Dini Risiko Sulit Membaca
(rdn/vit)











































