Hingga kemudian tim peneliti dari UW Medicine, UW Bothell dan Seattle's Children Research Institute menganalisis data dari 2.644 keluarga yang pernah ambil bagian dalam beragam studi di seluruh penjuru Amerika.
Hasilnya, paparan mesin scan, terutama ultrasound secara berlebihan di trimester pertama kehamilan ditengarai berdampak terhadap tingkat keparahan gejala yang dialami anak dengan autisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua tim peneliti, Sara Webb dari UW Medicine mengatakan, ada tiga model analisis yang digunakan timnya untuk menjelaskan variabilitas yang terjadi pada anak dengan autisme. Pertama, kerentanan genetik terhadap gangguan tersebut. Kedua, stressor dari luar, dan ketiga, apakah stressor tadi berdampak pada anak dalam kurun waktu tertentu.
Dari beberapa jenis stressor yang ditemukan sebagai pemicu autisme, kebetulan tim Webb hanya mengamati satu di antaranya saja, yaitu paparan ultrasound.
Baca juga: 5 Hal yang Bisa Bikin Anak Lambat Belajar Bicara
"Ada perjuangan yang sebenarnya untuk menguak alasan mengapa ada begitu banyak anak dengan autisme, dan mengapa mereka berbeda satu sama lain. Bagaimana mereka bisa terserang autisme," katanya seperti dilaporkan Medical Xpress.
Namun bila dikaitkan dengan panduan dari Food and Drugs Administration (FDA), sudah jelas dikatakan bahwa ultrasound hanya boleh dipergunakan untuk keperluan medis yang mendesak.
"Jadi kalau kita sewaktu-waktu butuh melakukan prosedur medis, terutama saat sedang mengandung, baiknya kita juga mempertimbangkan sudah berapa lama usia kandungan kita," pesannya.
Baca juga: Studi: Konsumsi Asam Folat Berlebih Saat Hamil Terkait Risiko Autisme Anak (lll/vit)











































