Kerusakan Otak Bayi Akibat Zika Bisa Terjadi Meski Tanpa Mikrosefali

Kerusakan Otak Bayi Akibat Zika Bisa Terjadi Meski Tanpa Mikrosefali

Firdaus Anwar - detikHealth
Sabtu, 09 Jul 2016 09:10 WIB
Kerusakan Otak Bayi Akibat Zika Bisa Terjadi Meski Tanpa Mikrosefali
Foto: Reuters/Nacho Doce
Jakarta - Sampai sekarang peneliti di seluruh dunia masih berusaha mengungkap misteri-misteri yang ada di balik wabah virus Zika dan kecacatan mikrosefali yang ditimbulkannya. Satu temuan terbaru adalah tampaknya virus bisa merusak otak tapi tak ketahuan karena bayi lahir dengan ukuran kepala normal.

Sebelumnya telah diketahui bahwa ibu hamil yang terinfeksi berisiko memiliki bayi dengan ukuran kepala kecil karena virus merusak sel otak saat dalam kandungan. Peneliti mengatakan ternyata hal ini lebih kompleks karena apabila sang ibu terinfeksi di masa akhir kehamilan, efek virus tetap ada.

Temuan yang dilaporkan dalam jurnal The Lancet melihat dari 1.501 kasus, satu per lima bayi yang diklasifikasikan sebagai normal sebenarnya memiliki mikrosefali. Alasan kenapa sebelumnya tak ketahuan karena pada masa 30 minggu kehamilan kepala bayi sudah berkembang sempurna sehingga saat lahir ukurannya seolah-olah normal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kemenkes: Zika Belum Jadi Persoalan, Tapi Bukan Berarti Kita Cuek

Profesor Cesar Victora selaku salah satu peneliti dari Universidade Federal de Pelotas, Brazil, mengatakan padahal ketika diteliti lebih jauh pada masa 30 minggu kehamilan Zika masih bisa masuk dan merusak otak yang tengah berkembang.

"Temuan kami menunjukkan bahwa di antara kehamilan yang terpengaruh oleh Zika beberapa fetus bisa punya abnormalitas otak dan mikrosefali, beberapa lainnya mungkin punya abnormalitas dengan ukuran kepala normal, dan lainnya tak terpengaruh sama sekali," kata Prof Victora seperti dikutip dari BBC, Sabtu (9/7/2016).

"Sistem pengawasan yang ada untuk bayi baru lahir harus direvisi jangan hanya fokus pada mikrosefali dan ruam saat hamil saja. Pemeriksaan untuk semua bayi yang lahir pada masa epidemi ini harus dipertimbangkan," pungkasnya.

Baca juga: Permintaan Aborsi Meningkat Dua Kali Lipat karena Zika (fds/up)

Berita Terkait