Salah satu ritual yang dilakukan oleh Pesantren Suryalaya di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk merehabilitasi pecandu dari narkoba (narkotika dan obat-obatan berbahaya) adalah dengan cara mandi taubat. Para pecandu setiap pukul 02:00 dinihari akan mengantre di kamar mandi untuk 'dibersihkan' dari pengaruh narkoba.
Kepala Pembina Pesantren Suryalaya Inabah VII, Anwar Mahmud, mengatakan kegiatan mandi pagi atau yang dikenal dengan mandi taubat tersebut didasari oleh ajaran kitab suci Al-Quran.
"Barang siapa yang mandi air dingin terutama yang mengucur bakal dihilangkan dari sering rasa sakit di kepala," kata Anwar mengutip hadis nabi Muhammad ketika ditemui di Pesantren Suryalaya Inabah VII, Desa Calingcing, Tasikmalaya, Jawa Barat, dan ditulis pada Senin (12/1/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain untuk menyegarkan tubuh dari pikiran yang terganggu akibat pengaruh narkoba, mandi juga dilakukan sebagai persyaratan ritual berikutnya. Setiap hari para pecandu yang direhabilitasi di pesantren harus mengikuti program seperti salat dan zikir yang ketat.
Amalan tersebut dilakukan di mesjid pesantren sehingga para pecandu wajib masuk dalam keadaan suci.
"Dikatakan orang yang habis junub (bersetubuh -red) tidak boleh dekati mesjid, duduk di mesjid, hanya sebatas lewat sehingga dia wajib mandi dulu. Begitu pula orang dengan pengaruh narkoba, diharamkan untuk salat sehingga harus dimandikan dulu," ujar Anwar.
Saat ini di Pesantren Suryalaya Inabah VII ada sekitar 40 korban penyalahgunaan narkoba yang rata-rata berusia remaja. Saat pertama kali masuk, tujuh orang pembina pesantren yang ada akan memandikan mereka sampai setidaknya bisa membaca doa niat mandi taubat sendiri.
(up/up)











































