Sepuluh tahun lalu, dr Aisah Dahlan sukses menyembuhkan ratusan Slanker yang kecanduan narkoba. Melihat kondisi penyalahgunaan narkoba saat ini, dokter yang di kalangan Slanker dijuluki 'dokter peace' ini angkat bicara.
"Saat itu barang (narkoba) masih banyak, dan bukan cuma kalangan ekonomi atas yang pakai. Ekonomi bawah juga pakai, sementara rehabilitasi masih sedikit dan mahal," kenang dr Aisah, ditemui di rumahnya di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, seperti ditulis Senin (12/1/2015).
Soal fasilitas, dokter yang berpengalaman menangani rehabilitasi narkoba di beberapa rumah sakit di Jakarta ini mengakui ada banyak perubahan. Namun perubahan yang paling terasa menurutnya adalah genderang perang terhadap narkoba yang semakin gencar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang tua sekarang kalau tahu anaknya ada ciri-ciri pecandu, nggak ditutup-tutupi lagi. Langsung telepon, minta ditangani," kata dr Aisah yang mengaku punya adik kandung seorang mantan pecandu.
Sedangkan terkait banyaknya bandar narkoba yang beroperasi saat ini, dr Aisah tidak melihat ada perubahan berarti. "Bandar banyak, barang banyak, korban banyak, dari dulu sebenarnya sama. Menurut saya sama. Hanya karena ini fenomena gunung es, tidak semua tampak di permukaan," katanya.
Namun secara umum, dr Aisah mengakui bahwa kondisi pengendalian narkoba di Indonesia saat ini masih dikategorikan kacau-balau. Dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia dan Singapura yang sudah lebih lama memulai perang terhadap narkoba, Indonesia masih butuh banyak pembenahan.











































