Berapa lama seseorang hidup memang menjadi misteri bagi manusia. Namun sejumlah peneliti dari Amerika menyebut kekuatan lari di treadmill bisa memprediksi panjang pendek umur seseorang.
Baca juga: Tak Sekadar Membedakan Bau, Indra Penciuman Juga Bisa 'Prediksi' Kematian
Baru-baru ini peneliti dari Johns Hopkins University School of Medicine menemukan rumus untuk memperkirakan risiko kematian seseorang hanya berdasarkan kemampuan lari mereka di atas treadmill. Penelitiannya sendiri melibatkan 58.020 orang berusia 18-96 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor terakhir diukur dengan metode khusus yang disebut 'metabolic equivalents (METs)' atau jumlah energi yang dilepaskan tubuh selama berolahraga. Jadi makin intens olahraganya maka makin besar energi yang dikeluarkan dan toleransi terhadap tekanan fisik selama berolahraga juga akan lebih besar. Dan ini sama artinya dengan tingginya tingkat kebugaran seseorang.
Hal ini terbukti ketika peneliti melakukan percobaan terhadap 58.020 partisipan berusia 18-96 tahun. Masing-masing dari mereka diminta menjalani tes kebugaran standar dalam kurun tahun 1991-2009, setelah itu peneliti mencatat berapa banyak partisipan yang meninggal berikut penyebabnya.
"Setelah kami samakan usia dan jenis kelaminnya, tingkat kebugaran mereka ternyata sangat ditentukan oleh capaian detak jantung maksimum saat berolahraga dan angka MET-nya. Ambil contoh dua wanita berusia 45 tahun dengan skor (tingkat) kebugaran yang berbeda. Yang satu tingkat kebugarannya di bawah persentil kelima dan risiko kematiannya dihitung mencapai 38 persen dalam kurun 10 tahun ke depan, sedangkan yang tingkat kebugarannya tinggi, risiko kematiannya hanya dua persen saja," terang peneliti.
Kelebihan lain yang dimiliki FIT Treadmill Score antara lain perhitungannya mudah dan biayanya pun terjangkau, karena yang dibutuhkan hanyalah biaya untuk melakukan tes dengan treadmill itu sendiri.
"Sistem skor yang berbasis olahraga selama ini juga hanya mampu memprediksi risiko kematian jangka pendek, itupun untuk pasien dengan penyakit jantung tertentu, atau memiliki gejala ke sana. Sedangkan tes ini bisa diaplikasikan ke siapapun," kata ketua tim peneliti, Dr Haitham Ahmed seperti dikutip dari Foxnews, Rabu (4/3/2015).
Dengan adanya tes ini, Dr Ahmed bahkan berani mengklaim bahwa tingkat kebugaran seseorang merupakan alat prediksi kematian yang paling utama, bahkan setelah risiko penyakit tertentu seperti diabetes dan riwayat kematian dini pada keluarga juga telah diperhitungkan.
Baca juga: Atlet dan Olahragawan Juga Bisa Mati Mendadak Karena Kelainan Denyut Jantung
(lil/vta)











































