Makin Banyak Pasien, Puskemas Didorong Tingkatkan Layanan Kuratif

Makin Banyak Pasien, Puskemas Didorong Tingkatkan Layanan Kuratif

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Senin, 30 Mar 2015 14:48 WIB
Makin Banyak Pasien, Puskemas Didorong Tingkatkan Layanan Kuratif
ilustrasi
Jakarta - Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat memiliki fungsi utama sebagai pusat pelayanan promotif dan preventif. Artinya, puskesmas mempunyai peran penting untuk menjaga masyarakat di daerahnya tetap sehat dan terhindar dari penyakit.

Namun dalam program Jaminan Kesehatan Nasional yang diluncurkan awal tahun lalu, puskesmas diberikan tanggung jawab untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan terhadap 155 penyakit. Hal ini membuat fungsi preventif dan promotif puskesmas menjadi terabaikan dan berimbas kepada penumpukan pasien.

Firman Mujahid dari Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat Indonesia menilai bahwa di era JKN ini animo masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan meningkat pesat. Dengan adanya JKN, masyarakat pun selalu tampak memenuhi fasilitas kesehatan baik di tingkat primer, sekunder maupun tertier.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Mulai April, Kemenkes Pertimbangkan Beri Apresiasi Faskes Berprestasi

"Ibarat keran, begitu dibuka langsung deh keluar deras. JKN ini membuat masyarakat yang dulunya malas berobat, akhirnya jadi mau berobat," tutur Firman, ditemui di Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (30/3/2015).

Karena itu, pergeseran fungsi pun dialami oleh puskesmas. Jika sebelumnya puskesmas bertanggung jawab ke pelayanan promotif dan preventif, kini puskesmas juga harus bertanggung jawab kepada pelayanan kuratif.

Hal ini bisa dilihat dari animo pengunjung untuk berobat tiap harinya. Semakin banyak pengunjung yang ingin berobat, tentunya harapan akan peningkatan kualitas puskesmas yang lebih baik juga akan meningkat.

"Karena itu sekarang tidak bisa puskesmas hanya jadi promotif dan preventif, mau tidak mau puskesmas juga harus meningkatkan pelayanan kuratif karena besarnya animo masyarakat yang datang dan ingin berobat," ungkapnya lagi.

Ia mencontohkan bahwa penelitian gabungan antara Yappika, Solidaritas Perempuan dan Lembaga ELVA ‎ di 12 puskesmas memiliki hasil yang mirip. Animo tinggi untuk berobat tak ditunjang dengan ruang tunggu serta jumlah tenaga medis yang memadai. Akibatnya, tak sedikit pasien yang harus menunggu dengan berdiri atau tak jadi berobat karena pasien yang dijatah.

Karena itu ia mengimbau kepada pemerintah agar fasilitas kesehatan di tingkat primer lebih diperkuat. Sehingga fungsi promotif dan preventif tetap terpenuhi, dan di sisi lain masyarakat yang ingin berobat tidak terabaikan.

Baca juga: Penelitian Ini Sebut Masih Ada Warga yang Keluhkan Pelayanan di Puskesmas

(Muhamad Reza Sulaiman/Nurvita Indarini)

Berita Terkait