Profesor Dr drg Melanie S. Djamil, MBiomed, dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti mengatakan pada sikat gigi usia 3 bulan akan ada sekitar 200 juta bakteri yang menempel. Bakteri tersebut bisa mengancam kesehatan mulut seperti menyebabkan gigi berlubang bila sikat terus digunakan.
"Salah satu bakteri di bulu sikat gigi ini ada yang sama seperti di kotoran manusia. Bakteri memfermentasi sisa-sisa makanan di mulut dan menghasilkan asam yang merusak gigi," kata drg Melanie dalam talkshow 'Ayo Ganti! untuk Gigi dan Mulut yang Lebih Sehat' yang digelar Formula di Hotel DoubleTree di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat penyimpanan di kamar mandi yang lembab dan tak bersih mencuci sikat dikatakan oleh drg Melanie turut mendukung berkembangnya bakteri. Oleh karena itu bila sikat gigi digunakan lebih dari tiga bulan akan ada lebih banyak dari 200 juta bakteri yang menempel.
"Memang tidak semua mempunyai kamar mandi higienis untuk tempat sikat gigi. Membersihkannya juga kurang bersih sampai kelihatan hitam-hitam di sikatnya," lanjut drg Melanie.
Di luar jumlah bakteri yang banyak, sikat gigi juga akan kehilangan daya bersihnya bila digunakan dalam jangka waktu lama. Bulu sikat bisa megar dan tak lagi efektif menyapu permukaan gigi.
Baca juga: Ini Alasannya Gigi Belakang Paling Rawan Berlubang
drg Melanie menyarankan agar masyarakat memilih sikat gigi yang tepat. Bila seseorang memiliki gigi sensitif disarankan untuk memilih yang bulu sikatnya lebih halus, bentuk juga harus tepat agar bisa menyapu seluruh permukaan gigi.
"Pilih yang mengecil ke atas supaya bisa menjangkau gigi dalam, cuma bagiannya belakang cukup besar untuk menyikat gigi di depan," tutup drg Melanie. (Firdaus Anwar/Nurvita Indarini)











































