Senyum yang manis dan mempesona menjadi kunci sukses bagi presenter televisi dan model seperti Jameela Jamil. Namun di balik senyumnya, Jameela menyimpan derita yang mendalam pada giginya, dan ini sudah dirasakannya selama hampir tujuh tahun.
"Di usia 21 tahun, saya selalu terbangun di pagi hari dengan wajah bengkak seperti habis mabuk, padahal saya tidak pernah minum," ungkapnya. Di samping itu, kepalanya terasa berat dan ia kerap merasakan kelelahan, bahkan kadang ia akan pingsan.
Beberapa bulan kemudian, wanita yang kini berusia 29 tahun tersebut memutuskan menemui dokter yang merujuknya untuk melakukan sejumlah tes. Jameela mengira ia mungkin saja mengidap penyakit serius seperti lupus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jameela mengaku tambalan itu telah dipasangkan ke giginya sejak kecil. Tak mau ambil risiko, ia pun meminta dokter untuk segera mengangkat tambalan tersebut, dan menggantinya dengan yang biasa. Untuk prosedur ini sendiri, ia mengaku menghabiskan kocek hingga 3.000 poundsterling (sekitar Rp 58 juta).
Amalgram sebenarnya sudah dipakai sebagai tambalan gigi di Inggris sejak ratusan tahun yang lalu, sekaligus menjadi standar untuk tambalan gigi, terutama untuk gigi belakang. Amalgram terbuat dari campuran logam seperti perak, timah dan tembaga serta merkuri cair untuk menyatukan ketiganya.
Terkait dengan kasus Jameela, sejumlah pakar mengungkapkan menghirup merkuri dalam konsentrasi tinggi dapat memicu bronkitis atau radang paru-paru dan pneumonia. Merkuri juga bisa memperingatkan kinerja sistem saraf pusat yang mengakibatkan tremor, dan gangguan ginjal jika terpapar dalam waktu lama.
"Selama 27 tahun berkarir sebagai ahli hematologi, saya tak pernah menemukan kasus keracunan merkuri seperti ini," tandas Dr Prem Mahendra dari Queen Elizabeth Birmingham, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (23/4/2015).
Baca juga: Kasus Keracunan Merkuri, Indonesia Termasuk Paling Tinggi
Sejumlah dokter gigi juga sepakat bila tambalan tersebut dipasang, merkurinya memang akan terserap ke dalam aliran darah dan masuk ke paru-paru, lalu dikeluarkan oleh ginjal tanpa meninggalkan efek samping bagi tubuh. Lagipula jumlah merkuri yang dicampurkan ke dalam tambalan amalgram sangatlah kecil.
Toh merkuri tidak hanya bisa masuk ke tubuh lewat tambalan gigi, tapi juga dari makanan laut seperti ikan dan kerang-kerangan. Hanya saja Jameela bukanlah penggemar olahan ikan. Apalagi ia alergi pada makanan tertentu seperti kacang, kerah dan produk susu.
Baca juga: Berlebihan Makan Tuna Kalengan Bisa Picu Keracunan Merkuri
Namun kendati sudah mengangkat tambalan amalgram dari gigi belakangnya, gejala keracunan merkuri tetap menghantuinya. Oleh karena itu hingga kini Jameela masih kerap mengalami kelelahan dan sakit kepala sepanjang waktu. "Saya kira merkuri ini telah mempengaruhi sistem kekebalan dan pencernaan saya," keluhnya.
Setidaknya untuk meredakan gejala itu, Jameela menemui seorang ahli gizi yang merekomendasikan agar gadis cantik ini mengonsumsi ekstrak tanah liat dan algae chlorella sebanyak tiga kali sehari. Keduanya diklaim dapat mengikat merkuri dan membantu menghilangkannya dari dalam tubuh. Ia juga mencoba berbagai jenis pola makan untuk meredakan peradangan di tubuhnya yang diduga dipicu oleh merkuri.
"Saya merasa lebih baikan sekarang, walaupun saya tak pernah tahu bagaimana saya bisa mengalaminya (keracunan merkuri)," tutup Jameela.
(lil/vit)











































