Studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Southern California ini dilakukan pada 1.403 wanita. Responden-responden ini berusia 71-89 tahun.
Seperti dikutip dari The New York Times pada Kamis (25/6/2015), tim peneliti menggunakan riwayat tempat tinggal dan data polusi udara di area tersebut. Mereka lalu memperkirakan paparan polusi udara yang mungkin dialami oleh para responden pada tahun 1999 hingga 2006.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang memiliki tingkat polutan tinggi mengalami penurunan lebih besar dalam materi putih (white matter) di otak. Materi ini merupakan kunci pengukuran kunci penuaan otak.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa polusi udara dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sistem pembuluh darah. Namun penelitian yang dipublikasikan dalam The Annals of Neurology ini adalah studi pertama untuk menunjukkan bahwa kerusakan ini juga berdampak pada otak.
"Hasil studi ini memberitahu kita bahwa polusi udara kerusakan dapat berdampak hingga ke sistem peredaran darah. Lebih buruknya bahkan bisa merusak kerja otak," ungkap pemimpin penelitian ini, Jiu-Chiuan Chen, MD, yang sekaligus merupakan seorang profesor kedokteran preventif di Keck School of Medicine.
Baca juga: Gara-gara Polusi Udara, Hampir 60 Persen Warga Jakarta Sakit Pernapasan (ajg/vit)











































