Sejak Tahun 97, dr Aisyah Bantu Ribuan Pecandu Bebas dari Jeratan Narkoba

ADVERTISEMENT

Keren Tanpa Narkoba

Sejak Tahun 97, dr Aisyah Bantu Ribuan Pecandu Bebas dari Jeratan Narkoba

Firdaus Anwar - detikHealth
Jumat, 26 Jun 2015 09:02 WIB
Foto: Feri/detikHealth
Jakarta - dr Aisyah Dahlan awalnya punya cita-cita untuk menjadi dokter anak, namun hal tersebut harus ia kesampingkan karena pada awal mula kariernya di tahun 1997 Indonesia tengah dilanda darurat narkoba. Ia kemudian membulatkan tekad dan mendedikasikan hampir seluruh waktunnya untuk membantu para korban yang terlanjur kecanduan terbebas dari jeratan obat hingga kini.

Di RS Harum Sisma Medika, Kalimalang, Jakarta Timur awalnya dr Aisyah menerima beberapa pasien narkoba yang ia bantu awasi program detoksifikasinya selama dua minggu. Setelah itu seharusnya pasien-pasien tersebut direhabilitasi rawat inap namun karena fasilitas di Indonesia belum memadai maka terpaksa dirujuk ke Kuala Lumpur, Malaysia.

"Setelah didetoksifikasi ada yang keluarganya mampu ke Malaysia tapi ada juga yang tidak. Yang tak mampu ini bilang ke saya dan suami harus bagaimana," ujar dr Aisyah yang menambahkan akhirnya ia membuat program rawat jalan sendiri.

Dari sana program terus berkembang dan orang yang ikut rehabilitasi semakin banyak sampai akhirnya cukup besar untuk menjadi sebuah yayasan bernama Sahabat Rekan Sebaya (SRS). Artis Bimbim Slank adalah salah satu pasien yang dibantu oleh dr Aisyah yang kemudian jadi inspirasi beberapa fans-fansnya untuk melakukan hal yang sama.

"Abis detoks, rehab, kan ada aftercare. Nah di aftercare ini ditampung dengan nama Sahabat Rekan Sebaya, itu pun baru 2008 kita bikin yayasan itu. Sebelumnya dari 98 dan seterusnya kita baru komunitas," ujar dr Aisyah yang menjelaskan tahap aftercare adalah di mana para mantan pecandu dikembangkan minat bakatnya agar bisa mandiri.

"Setelah didesak oleh pemerintah kita baru bikin karena mulai tahun-tahun itu sudah ada BNN (Badan Narkotika Nasional), dia ada 2002 kan. Kita enggak minta tapi dari BNN dan Depsos selalu liat kita punya banyak kegiatan dan mereka bilang mau bantu barang-barang misal alat sablon, terus laptop seminar, dan alat-alat lain untuk kegiatan tapi harus jadi yayasan," lanjutnya ketika ditemui detikHealth saat SRS tengah membantu persiapan teater anak di Gedung Pewayangan, Jakarta Timur, seperti ditulis Jumat (26/6/2015).

Sejak itu sampai 2015 Yayasan SRS sudah berhasil merehabilitasi ribuan pecandu. dr Aisyah melanjutkan program pemberdayaan aftercare juga sudah lebih maju karena para pasien kini di SRS bisa memilih berbagai keterampilan mulai dari beternak, bernyanyi, menjahit, perbengkelan, sampai perfilman yang semuanya ia awasi.

Saat ditanya apakah dr Aisyah yang juga menjabat ketua yayasan pernah merasa kewalahan menjalani kesibukannya, dengan mantap ia malah mengaku senang dan bebas stres.

"Saya malah merasa beruntung jadi enggak cuma mendampingi detoks di rumah sakit aja. Kalau ini saya jadi banyak pilihan kegiatan, bisa ke mana-mana. Membuat saya pribadi bisa selalu belajar ilmu baru," pungkas ibu dari lima orang anak ini. (fds/vit)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT