Sering Dikira Berefek Ringan karena Berwujud Daun, Ini Bahaya Asli Ganja

Keren Tanpa Narkoba

Sering Dikira Berefek Ringan karena Berwujud Daun, Ini Bahaya Asli Ganja

Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
Jumat, 26 Jun 2015 15:30 WIB
Sering Dikira Berefek Ringan karena Berwujud Daun, Ini Bahaya Asli Ganja
ilustrasi: Thinkstock
Jakarta - Ganja merupakan salah satu narkotika yang paling banyak digunakan di Indonesia versi Badan Narkotika Nasional (BNN). Salah satu penyebabnya adalah wujudnya yang berbentuk daun sehingga kerap dianggap sebagai narkotika jenis 'ringan'.

Padahal faktanya menurut Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, dr Diah Setia Utami, SpKJ efek yang dimiliki ganja meskipun berbentuk daun dan berkesan alamiah sama saja seperti narkotika lainnya.

"Biasanya anak-anak usia sekolah itu kalau iseng berniat mencoba narkoba, yang dicoba itu ganja. Mungkin karena bentuknya yang mirip-mirip seperti rokok. Harganya juga relatif murah dibandingkan narkoba jenis lain misalnya heroin," tutur dr Diah saat berbincang dengan detikHealth, seperti ditulis pada Jumat (26/6/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kisah Konyol Para Pecandu, Kibuli Dokter Hanya untuk 'Mabuk' Parasetamol

dr Diah melanjutkan, jika dikonsumsi dalam jangka panjang penggunaan ganja juga dapat memberikan efek seperti gangguan jiwa, penurunan kognitif serta kerusakan paru-paru.

Tak cuma itu, seperti dikutip dari Fox News, peneliti menemukan bahwa tingkat hormon testosteron dan luteinising yang berhubungan dengan pubertas lebih tinggi ditemukan pada pengguna ganja. Namun, tingkat hormon pertumbuhan pada pengguna ganja tersebut menurun secara signifikan.

Pada pengujian air liur yang diambil dari 10 pecandu ganja, peneliti menemukan tingginya tingkat hormon stres kortisol, seperti yang dilaporkan Belfast Telegraph.

"Penggunaan ganja dapat membangkitkan respons stres yang distimulasi pada awal masa puber dan mampu menekan laju pertumbuhan," ucap salah satu peneliti. "Awal pubertas adalah masa saat remaja mulai mencoba minuman keras dan merokok, dan tingginya penyalahgunaan obat-obatan. Hal ini disebabkan mereka memasuki masa awal dari kematangan emosional," imbuhnya.

Baca juga: Kecanduan Narkoba pada Ibu Bisa Menurun ke Anak Sejak di Kandungan

(ajg/vit)

Berita Terkait