Butuh kesabaran ekstra saat mendampingi pecandu narkoba yang sedang dalam proses tobat. Kondisi mental yang tidak stabil membuat para pecandu melakukan hal-hal yang tidak terbayangkan, termasuk membohongi para dokter.
Pendiri Yayasan Sahabat Rekan Sebaya, dr Aisah Dahlan mengisahkan pengalamannya di awal-awal menangani pasien kecanduan narkoba. Baginya, dikibuli para pecandu adalah salah satu pengalaman yang paling berkesan dan tidak akan pernah terlupakan.
"Saya kadang 'kagum' sama para pecandu. Bisa-bisanya kami para dokter dibohongi," kenang dr Aisah sambil tersenyum geli, seperti ditulis Senin (12/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saking frustrasinya para pecandu menahan gejala putus zat, satu-satunya hasrat yang ada di kepalanya adalah memasukkan obat ke dalam tubuh. Tidak peduli jenis obatnya, segala yang tersedia yang bahkan tidak punya efek memabukkan diambil lalu dicampur-campur sesuka hati.
"Jadi mabuknya bukan mabuk heroin, tapi mabuk parasetamol," kata dr Aisah terkekeh.
Belajar dari pengalaman, dr Aisah selalu mewanti-waktu rekan sejawat dokter maupun relawan yang mendampingi pecandu narkoba. Menurutnya, kecenderungan para pecandu adalah selalu mencari substitusi atau pengganti saat tidak bisa mendapatkan zat yang mereka inginkan.
"Semua berkesan, semua unik. Ada pasien loncat lah, pernah juga pasien saya satu bangsal rame-rame curi mengkudu," tandas dr Aisah yang pernah mendapat penghargaan Sang Teladan dari sebuah perusahaan obat atas jasanya menyembuhkan ratusan Slanker (penggemar grup band Slank) dari kecanduan narkoba.
(up/up)











































