"Kalau Anda menghadapkan manusia pada stres parah dalam waktu lama, manusia akan mengubah white fat menjadi brown fat," kata Labros Sidossis dari University of Texas Medical Branch yang turut serta dalam penelitian tersebut, dikutip dari Livescience, Kamis (6/8/2015).
Temuan ini didasarkan pada hasil pengamatan pada 72 pasien yang mengalami luka bakar lebih dari separuh tubuhnya. Hasilnya dibandingkan dengan 19 orang yang tidak pernah mengalami luka bakar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada korban luka bakar, white fat secara bertahap berubah. Sel-selnya memperoleh lebih banyak mitokondria, yakni pusat pembangkit energi dalam sel. Selain itu, sel-sel lemak tersebut juga menghasilkan lebih ban yak protein tertentu yang meningkatkan pembakaran kalori.
Sayangnya belum bisa dipastikan apakah efek yang sama juga bisa didapatkan saat seseorang mengalami stres karena sebab lain, misalnya beban pekerjaan yang terlalu berat. Namun temuan yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism ini membangkitkan harapan ditemukannya obat yang efektif meningkatkan pembakaran lemak.
Manusia dan beberapa jenis hewan memiliki dua jenis lemak, yakni white fat dan brown fat. White fat sering berkumpul di sekitar organ visceral dan kerap berkontribusi pada peningkatan kolesterol, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Sebaliknya, brown fat membakar kalori untuk menghasilkan panas dan energi.
Baca juga: Rahasia Kenyang Lebih Lama: Makan dan Kunyah Makanan Secara Perlahan (up/vit)











































