FDA Amerika Loloskan Pil Pink, 'Viagra' Wanita Pertama di Dunia

FDA Amerika Loloskan Pil Pink, 'Viagra' Wanita Pertama di Dunia

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 19 Agu 2015 12:35 WIB
FDA Amerika Loloskan Pil Pink, Viagra Wanita Pertama di Dunia
Foto: Reuters/Sprout Pharmaceuticals
Jakarta - Obat untuk mengobati kurangnya gairah bercinta pada perempuan untuk pertama kalinya diberikan izin edar oleh Food and Drug Administration Amerika Serikat. Obat yang dikenal dengan sebutan pil pink akhirnya disetujui setelah dua kali ditolak dengan alasan efek samping.

"Ini merupakan terobosan besar di sektor kesehatan seksual wanita sejak ditemukannya pil kontrasepsi. Penemuan pil ini menunjukkan bahwa kesehatan seksual wanita juga merupakan komponen penting dari definisi sehat secara umum," tutur juru bicara dari National Consumers League, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/8/2015).

Baca juga: Akhirnya! FDA Dukung 'Viagra' untuk Wanita, Tapi Ada Syaratnya

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pil pink yang memiliki nama kimia flibanserin ini dibuat oleh Sprout Pharmaceuticals. Dijual dengan merek dagang Addyi, tak semua orang bisa mendapatkan pil ini.

Berbeda dengan pil biru atau Viagra untuk laki-laki yang dijual bebas, pil pink hanya dijual oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih dan memiliki sertifikat seputar kesehatan seksual dan apotek-apotek tertentu. Hal ini dikarenakan pil pink tak bisa dikonsumsi oleh sembarang orang.

Sprout Pharmaceuticals dalam keterangan resminya mengatakan pil ini hanya boleh digunakan bagi wanita yang didiagnosis mengalami hypoactive sexual desire disorder (HSDD). Penyakit ini merupakan gangguan kepribadian di mana seseorang tidak memiliki gairah untuk melakukan hubungan seksual tanpa dipengaruhi oleh makanan ataupun obat yang dikonsumsi.

Meski memiliki nama viagra wanita, cara kerja obat ini ternyata berbeda dengan obat buatan perusahaan Pfizer tersebut. Viagra atau pil biru berfungsi untuk melancarkan peredaran darah ke area penis agar ereksi pria bisa lebih tahan lama. Sementara pil pink menyasar otak untuk mengaktifkan bagian saraf yang erat dengan kepuasan seksual.

Perjalan obat ini sebenarnya tidak. Flibanserin sejatinya dikembangkan oleh perusahaan obat asal Jerman, Boehringer Ingelheim pada tahun 2010, namun ditolak oleh FDA. Sprout Pharmaceuticals membeli obat ini, melakukan penelitian tambahan dan kembali mengajukan izin edar, yang juga ditolak oleh FDA pada tahun 2013.

Penolakan oleh FDA ini memunculkan isu negatif. FDA diklaim terlalu berpihak pada laki-laki dengan mengizinkan pil biru dijual bebas, sementara pil pink ditolak. Setelah melalui musyawarah, akhirnya peredaran pil pink ini diperbolehkan.

Baca juga: 'Viagra' untuk Wanita, Manjur Tapi Efek Sampingnya Mengkhawatirkan (mrs/vit)

Berita Terkait