Dokter dari Montreal Children's Hospital melaporkan kasus tersebut di Journal of Medical Case Reports dan mengatakan bahwa sang gadis hanya mengonsumsi kerupuk sebelum berolahraga di treadmill. Setelah 10 menit berlari bibirnya mulai membengkak dan ia berhenti namun gejala makin parah.
Wajah sang gadis membengkak, sekujur tubuh gatal, dan rasa sakit di perut muncul menandakan dirinya mengalami reaksi alergi berat yang disebut anaphylaxis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia dilarikan ke unit gawat darurat Montreal Children's Hospital di mana dokter memberikannya Benadryl dan epinephrine. Tiga jam kemudian kondisi sang gadis pun membaik.
Dilaporkan kandungan yang jadi pemicu alergi adalah buncis yang terkandung pada makanan. Namun demikian sang gadis mengaku sudah beberapa kali mengonsumsi buncis tanpa ada reaksi alergi.
Dokter kemudian berkesimpulan bahwa pasiennya mempunyai food-dependent exercise-induced anaphylaxis (FDEIA), sebuah bentuk alergi langka yang muncul ketika seseorang mengonsumsi makanan tertentu sesaat sebelum olahraga. Penyebabnya belum diketahui tapi ada dugaan bahwa aktivitas fisik mengubah tingkat absorbsi alergen di usus yang kemudian memicu alergi.
"Kami harap kasus ini jadi pengingat penting bahwa meski jarang, anaphylaxis alergi makanan yang dipicu olahraga itu nyata dan membuat diagnosis yang tepat dapat berujung pada strategi penyelamatan nyawa," ujar para dokter seperti dikutip dari Journal of Medical Case Reports, Selasa (29/9/2015).
Baca juga: Perempuan Ini Dapat Rp 12 Juta karena Alergi WiFi (fds/vit)











































