Seperti yang diketahui sebelumnya pengembangan rompi antikanker oleh Dr Warsito menemui halangan karena tak sesuai dengan protokol medis. Oleh sebab itu pada awal Desember 2015 lalu disepakati bahwa Kemenkes akan melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap alat bernama Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) dan Electro Capacitive Cancer Therapy (ECCT) tersebut.
Kunjungan rombongan ke CTECH Lab Edwar Technology di Tangerang merupakan salah satu bentuk usaha mediasi Kemenristekdikti terhadap kelanjutan pengembangan alat. Menristekdikti Profesor Mohamad Nasir, PhD, mengatakan dirinya akan terus mendukung agar temuan anak bangsa ini tidak dihentikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mendekati Akhir Review, Ada Opsi Rompi Antikanker Warsito Dipakai di RS
![]() |
Warsito sendiri mengaku berterima kasih terhadap dukungan yang ditunjukkan. Awalnya ia sempat putus asa karena merasa tak mendapat dukungan sama sekali namun kini ia positif alat akan dapat terus dikembangkan oleh peniliti-peneliti Indonesia.
"Sekali lagi saya berterima kasih kepada bapak menteri ristekdikti, para pejabat di kementerian kesehatan. Anak-anak Indonesia dapat terus mengembangkan ini," kata Warsito di kesempatan yang sama.
Hasil tinjauan alat Warsito sendiri belum resmi diumumkan. Namun kemungkinan besar ECCT/ECVT akan digunakan di beberapa rumah sakit sebagai alat ekperimen.
Baca juga: Sisi Lain Kontroversi Riset Rompi Antikanker (fds/up)












































