Laporan dari koroner menuliskan bahwa diketahui beberapa waktu sebelumnya Walker sudah mengonsumsi obat tulang karena osteoporosis. Namun diduga penyebab kematiannya adalah konsumsi parasetamol terlalu banyak.
Koroner Rachel Griffin mengatakan, meskipun parasetamol tampak seperti obat 'ringan' dan dijual bebas, namun penggunaannya tetap harus diperhatikan. Hindari mengonsumsi obat seenaknya tanpa anjuran dokter, termasuk parasetamol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Diberikan Sembarangan, Parasetamol Bisa Timbulkan Gangguan Hati pada Anak
Sang suami, Craig, juga mengungkapkan hal serupa. Ia paham betul kebiasaan sang istri yang selalu menyimpan parasetamol di saku jaketnya dan selalu mengonsumsinya setiap kali sakit. "Saya menduga ia meminumnya kembali seperti biasa, tapi kali ini dosisnya lebih banyak," imbuh Craig.
Craig menceritakan awalnya sang istri tampak gelisah. Setelah menelepon ambulans, Walker dibawa ke Royal Bolton Hospital. Setelah diperiksa, dokter mengatakan bahwa ibu tiga orang anak tersebut mengalami gagal organ hati dan ginjal.
Dokter spesialis penyakit dalam yang memeriksa Walker, Angela Ong, mengatakan bahwa karena kondisi hatinya tidak berfungsi dengan baik, maka ia diduga kuat lebih rentan terhadap toksisitas parasetamol. Kondisi inilah yang kemudian membuat organ tersebut menjadi gagal berfungsi.
Pada tahun 2011, sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi parasetamol dengan dosis berlebihan dapat menyebabkan pusing, hingga gagal hati akut dan kematian. The Medicines and Healthcare products Regulatory Agency juga mengungkapkan bahwa parasetamol adalah obat penghilang rasa sakit yang aman dan efektif bila digunakan dengan benar. Ketika rekomendasi dosis tidak diikuti sesuai aturan, risikonya cukup membahayakan tubuh.
Baca juga: Overdosis Pil Pelangsing yang Dibeli di Internet, Gadis 24 Tahun Meninggal
(ajg/up)











































