Virus Lassa Tewaskan 100 Orang di Nigeria

Virus Lassa Tewaskan 100 Orang di Nigeria

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Minggu, 07 Feb 2016 14:06 WIB
Virus Lassa Tewaskan 100 Orang di Nigeria
Foto: Thinkstock
Jakarta - Sementara Amerika Latin tengah dihebohkan wabah virus Zika, Nigeria di Benua Afrika mengalami wabah virus Lassa. Wabah ini memicu demam berdarah yang telah menewaskan 100 orang lebih sejak Agustus 2015.

Data dari Nigeria Center for Disease Control (NCDC) mencatat sudah ada 175 kasus demam Lassa, yakni demam berdarah yang dipicu oleh infeksi virus Lassa. Angka tersebut meliputi kasus-kasus yang sudah terkonfirmasi maupun yang masih sebatas dugaan.

Sebanyak 100 orang tercatat meninggal dunia akibat wabah ini. Korban tersebar di sejumlah daerah, antara lain di Abuja, Lagos, dan 14 negara bagian lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai hari ini, 19 negara bagian sedang menindaklanjuti penularan, atau mempunyai dugaan kasus yang masih menunggu hasil laboratorium atau kasus yang sudah terkonfirmasi," tulis NCDC dalam pernyataannya, dikutip dari The Guardian, Minggu (7/2/2016).

Baca juga: Hutan Zika di Uganda, Tempat Pertama Kali Virus Zika Ditemukan 

Otoritas kesehatan Nigeria mengatakan bahwa virus Lassa saat ini telah terkontrol. Namun dikhawatirkan kondisi yang sesungguhnya masih menyimpan kasus-kasus yang tidak terlaporkan.

Wabah demam berdarah Lassa baru diumumkan pada Januari 2016, beberapa bulan setelah kasus pertama muncul pada Agustus tahun sebelumnya. Tahun lalu, 12 orang dari 275 kasus terinfeksi, meninggal di Nigeria. Sedangkan pada 2012, tercatat 1723 kasus terinfeksi dengan korban tewas 112.

Secara umum di Afrika bagian barat, jumlah kasus infeksi virus Lassa tiap tahun mencapai 100.000-300.000 kasus dengan rata-rata 5.000 kematian.

Dikutip dari WHO.int, virus Lassa termasuk dalam keluarga arenavirus. Virus ini ditularkan ke manusia antara lain melalui kotoran tikus. Penularan dari orang ke orang juga bisa terjadi, khususnya di lingkungan rumah sakit dengan kontrol infeksi yang lemah.

Baca juga: Sepulang dari Liberia, Pria Ini Terjangkit Virus Langka dan Meninggal  (up/up)

Berita Terkait