Menghadapi kondisi itu, Bio Farma mempersiapkan diri untuk membuat vaksin-vaksin baru untuk mengganti produksi vaksin Polio yang menjadi bagian besar produksi Bio Farma.
"Program bebas polio ini kalau berhasil maka pada tahun 2019 harus ditutup (produksi vaksin). Tugas Bio Farma sudah selesai dan akan ada misi kesehatan lainnya," ujar Dirut Bio Farma Iskandar dalam acara Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di halaman Kantor Bio Farma, Jalan Dr Djundjunan, Selasa (8/3/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iskandar mengatakan, selama setahun Bio Farma bisa memproduksi 2 miliar dosis untuk sejumlah vaksin.Yang paling besar yaitu vaksin polio yang produksinya bisa mencapai 1,4 hingga 1,6 miliar dosis.
"Dari Bio Farma ini memenuhi 2/3 atau 70 persen kebutuhan dunia," imbuhnya.
Namun sebelum 2020, Bio Farma harus membuat terobosan baru untuk mengganti produksi vaksin polio yang akan menurun drastis. Salah satu upayanya yaitu dengan mempersiapkan sejumlah vaksin andalan baru seperti Pentavalen dan Rotavirus.
"Kami sudah tahu timing-nya dari awal bahwa vaksin polio ini secara global akan menurun. Karena itu kita siapkan vaksin-vaksin baru seperti Pentavalen, Rotavirus, dan juga vaksin polio yang injeksi," tuturnya.
Untuk PIN Polio 2016 ini Bio Farma menyiapkan 20 juta dosis yang telah didistribusikan ke seluruh daerah.
Baca juga: Tahun Ini, Yogyakarta Tidak Ikut Program Imunisasi Polio Massal
(tya/vit)











































