Indeks Massa Tubuh Seperti Ini Disebut Memiliki Risiko Kematian Terendah

Indeks Massa Tubuh Seperti Ini Disebut Memiliki Risiko Kematian Terendah

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 20 Mei 2016 13:08 WIB
Indeks Massa Tubuh Seperti Ini Disebut Memiliki Risiko Kematian Terendah
Foto: thinkstock
Kopenhagen - BMI atau indeks massa tubuh masih menjadi ukuran standar untuk menentukan apakah seseorang dianggap mempunyai berat badan ideal ataukah tidak. Namun apakah ini masih relevan?

Pada dasarnya BMI terbagi ke dalam tiga rentang poin. Untuk saat ini poin yang dianggap ideal dan sehat untuk BMI adalah di antara 18,5-24,9. Sedangkan poin BMI 25-29 sudah tergolong ke dalam 'kelebihan berat badan' dan BMI di atas 30 dianggap 'obesitas'.

Menariknya, sebuah penelitian terbaru dari Denmark mengungkap untuk saat ini, BMI yang dianggap ideal justru terletak pada poin 27, yang sebelumnya digolongkan sebagai 'kelebihan berat badan'. Bahkan peneliti berani menyimpulkan bahwa pemilik BMI 27 mempunyai risiko kematian paling rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa begitu? Tim peneliti yang dipimpin oleh Borge Nordestgaard dari Copenhagen University Hospital menemukan angka ini setelah membandingkan tiga kelompok partisipan dengan total 120.000 orang yang hidup di tiga kurun waktu.

Pertama, BMI yang dianggap paling sehat di tahun 1976-1978, yaitu sebesar 23,7. Kedua, di tahun 1991-1994 dengan BMI tersehatnya adalah 24,6 dan di tahun 2003-2012 dengan BMI tersehatnya mencapai 27. Dengan kata lain BMI yang dikaitkan dengan rendahnya risiko kematian untuk segala penyebab cenderung naik tiap beberapa tahun.

Ketika kemudian angka-angka ini disesuaikan dengan sejumlah faktor seperti usia, jenis kelamin serta riwayat penyakit kronis semisal penyakit jantung dan kanker, ternyata tim Nordestgaard menemukan kesesuaian dengan temuan ini.

Baca juga: Dokter: Cegah Obesitas, Bayi Harus Cek BMI Sejak Umur 6 Bulan

"Saya kira temuan ini penting karena dibandingkan BMI di tahun 1970-an, standar kelebihan berat badan individu dewasa ini lebih rendah dibandingkan individu yang berat badannya normal, dan hal ini mempengaruhi risiko kematiannya," jelas Nordestgaard seperti dilaporkan Askmen.

Ia meyakini, meski berat badan orang modern sudah bertambah, namun mereka cenderung mengimbanginya dengan perubahan gaya hidup seperti perbaikan pola makan, olahraga serta mengurangi kebiasaan merokok.

Untuk itu Nordestgaard berharap ada revisi kategorisasi BMI yang ada saat ini, yang sebenarnya memang didasarkan pada data yang sudah kedaluarsa, yaitu sebelum tahun 1990-an.

Baca juga: Mau Sukses Turunkan Bobot? Rutinlah Menimbang Berat Badan Seminggu Sekali

(lll/vit)

Berita Terkait