Dalam acara Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016, Lula mengatakan pernah bertemu dengan perokok perempuan di sebuah restoran. Restoran tersebut jelas memasang papan peringatan dilarang merokok. Meski begitu, seorang perempuan dengan santainya masih asik merokok padahal ada anak-anak di sekitarnya.
"Kalau bapak-bapak kita kasih tahu nggak boleh merokok atau kita bawa anak biasanya langsung dimatiin karena merasa nggak enak. Tapi kalau perempuan lebih galak. 'Siapa suruh bawa anak!' katanya gitu. Wah saya langsung merasa gimana gitu," ungkap Lula, ditemui di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (31/5/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika sudah begitu, Lula merasa sudah tidak ada gunanya lagi memberi peringatan. Biasanya ia akan meminta bertemu dengan manager atau pengelola restoran untuk menyampaikan keluhannya.
"Saya bilang sama managernya, lebih untung mana perokok yang cuma ngopi atau ibu-ibu yang makan bawa keluarga. Apalagi merokok di dalam ruangan termasuk restoran kan sudah dilarang. Biasanya managernya mengerti dan minta perokok untuk mematikan rokoknya," tambah Lula.
Ibu dari empat orang anak ini mengaku prihatin jika ada perempuan yang merokok. Apalagi jika perempuan tersebut adalah seorang ibu dan merokok dengan santai di dekat anaknya.
Merokok dikatakannya sudah dipastikan memberi banyak efek buruk seperti risiko penyakit dan menambah pengeluaran keluarga. Belum lagi risiko paparan asap rokok yang merugikan orang di sekitarnya, termasuk si anak.
Untung saja anak-anaknya sudah diberikan pemahaman yang lengkap tentang bahaya merokok. Ia mengaku berasal dari keluarga besar yang tidak ramah terhadap rokok.
"Kalau anak-anak kan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Untung saja keluarga saya nggak ada yang merokok jadinya anak-anak punya role model yang baik di keluarga," pungkasnya.
Baca juga: Jumlah Perempuan Merokok Meningkat, Terbanyak Ada di Papua (mrs/vit)











































