.webp)
Nancy Gianni sepertinya memahami benar apa yang dirasakan orang-orang dengan Down syndrome. Itu makanya dia membangun komunitas untuk keluarga yang memiliki anggota dengan Down syndrome.
Semua bermula dari kelahiran anak ketiganya pada 2002 lalu, GiGi, yang lahir dengan Down Syndrome. Nancy merasa meski anaknya lahir dengan Dows syndrome, namun tidak terlalu berbeda dengan anak-anak lainnya.
Dari GiGi, Nancy mengaku belajar banyak. Jika dulunya dia melihat GiGi tidak mungkin melakukan aneka hal, yang terjadi justru sebaliknya. GiGi yang kini berusia 13 tahun justru antusias mempelajari banyak hal melalui membaca, hip-hop dan balet.
"Sebagai orang tua, saya pikir kita kadang-kadang membuat batasan untuk membuat segalanya tidak terlalu menyakitkan jika yang diinginkan tidak didapat. Tapi dia menunjukkan pada saya agar berhenti melakukannya. Sejujurnya, langit tidak ada batas untuknya," papar Nancy.
Itulah motivasinya mendirikan komunitas yang diberinya nama GiGi's Playhouse sejak 2003. "Ini adalah tempat di mana orang-orang bisa bergabung dan merayakan diagnosisnya sejak awal mengetahuinya," ujar Nancy, dikutip dari CNN, Selasa (21/6/2016).
Dikatakan Nancy, hal pertama yang didapatkan seseorang saat masuk ke GiGi's Playhouse adalah pelukan. Ini penting agar seseorang dengan Down Syndrome maupun keluarganya merasa dicintai. Apalagi ada banyak kasus orang dengan Down syndrome yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan seperti bullying.
Baca juga: Janinnya Terdeteksi Down Syndrome, Courtney Sempat Disarankan Gugurkan Kandungan
GiGi's Playhouse merupakan tempat di mana orang dengan Down syndrome bisa belajar dan berkembang. Nah, saat ini sudah ada 30 pusat pendidikan GiGi's Playhouse yang tersebar di AS hingga Meksiko. Di setiap pusat pendidikan itu terdapat aneka program yang diberikan secara gratis seperti terapi wicara untuk anak balita hingga Zumba. Keren kan?
"Setiap hal yang kami lakukan itu menyenangkan, termasuk saat belajar dan terapi," ucap Nancy sembari menyebut orang-orang yang tergabung di GiGi's Playhouse sering tidak sadar sedang mengasah kemampuan. Misalnya melalui permainan meniup gelembung, otot di mulut bekerja, dan itu bisa membantu orang-orang dengan Down syndrome belajar mengucap.
Sejak 2003 hingga kini sudah ada sekitar 25 ribu anak dan orang dewasa dengan Down syndrome yang mengasah kemampuannya di sini. Dengan aneka program yang digelar, diharapkan orang dewasa dengan Down syndrome bisa mengurus dirinya sendiri.
Nancy menjelaskan, jika tidak terbiasa mengurus dirinya sendiri beberapa orang dewasa dengan Down syndrome bergulat dengan masalah obesitas dan tonus otot yang rendah. Orang dewasa dengan Down syndrome juga bisa magang di toko retail dan cafe yang dikelola Nancy.
"Di sana, mereka menggunakan kemampuannya, melakukan kontak mata, menyapa pelanggan. Orang-orang bisa melihat mereka sebagai karyawan, " tuturnya.
Baca juga: Cerita Andrew, Tekun Kelola Restoran Ayahnya Meski Idap Down Syndrome
(vit/up)
