Sebenarnya, Stephanie sudah menjalani tes darah yang penting untuk menentukan langkah pengobatan. Sayangnya, formulir kegawatan diberikan ke dokter yang salah.
Peristiwa bermula saat di suatu Jumat Stephanie menjalani tes darah. Dari tes tersebut diketahui kadar kaliumnya sangat rendah sehingga membutuhkan perawatan medis dengan segera. Namun oleh resepsionis, formulir gawat darurat dan hasil tes tidak diserahkan ke dokter yang bertugas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada malam setelah tes darah dilakukan, ibunda Stephanie sebenarnya sudah mengontak RS untuk menanyakan hasil tes. Namun dikatakan belum ada hasil yang diterima sehingga diasumsikan semua baik-baik saja. Baru pada tiga hari kemudian, yakni di hari Senin, staf di klinik gangguan makan menemukan kertas hasil lab dan formulir.
Padahal Stephanie merasa tidak baik-baik saja, sehingga sudah menyiapkan baju-baju dalam tas untuk persiapan tinggal di RS. Karena tidak segera ditangani, pada hari Minggu 2 Agustus tahun lalu menjelang tengah hari, ibunya melihat Stephanie tidur dengan posisi tak biasa. Demikian dikutip dari Daily Mail, Kamis (23/6/2016).
Baca juga: Kena Anoreksia, Lydia Hanya Konsumsi 13 Kalori Sehari dan Bobotnya 24 Kg
Mengetahui ada yang tidak beres, Stephanie dibawa ke RS, namun petugas medis tidak sanggup menyelamatkan nyawanya. Demikian keterangan petugas pemeriksa kematian.
Menurut dr Simon Fox QC, seorang asisten petugas pemeriksa kematian, kematian Stephanie lebih karena tingkat kalium yang rendah di tubuh tidak diatasi. Terbukti tes darahnya tidak segera ditindaklanjuti. Kesimpulannya, penyebab medis kematian Stephanie adalah karena serangan jantung mendadak akibat anoreksi dan hipokalemia (kalium rendah).
Sementara itu resepsionis bernama Kim Glassenbury yang menaruh formulir dan hasil tes di bawah pintu dr Pill mengaku tidak ingat dengan peristiwa itu. Sedangkan dr Pill mengaku melakukan kesalahan yang kemudian berimbas pada kematian Stephanie.
Stephanie sendiri sudah mengalami anoreksia sejak berusia 15 tahun. Bermula dari menghindari cokelat dan keripik, Stephanie kemudian mulai tidak makan dan olahraga berlebihan. Dia berusaha membuat dirinya sendiri sakit agar bobotnya turun. Merasa gugup, cemas, gelisah dan seperti kesemutanlah yang membuat perempuan itu akhirnya berupaya mencari pengobatan.
Baca juga: Jo Thompson Awali Perjuangan Lawan Anoreksia dengan Kerja di Restoran
(vit/up)











































