Awas, Implan Payudara Tertentu Bisa Dikaitkan Risiko Kanker Langka

Awas, Implan Payudara Tertentu Bisa Dikaitkan Risiko Kanker Langka

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Kamis, 14 Jul 2016 13:39 WIB
Awas, Implan Payudara Tertentu Bisa Dikaitkan Risiko Kanker Langka
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Untuk mendapatkan dada yang besar, sebagian wanita memilih cara mudah, yaitu memakai implan payudara. Namun berhati-hatilah, karena implan seperti ini bisa saja tercemar bakteri.

Baru-baru ini muncul kekhawatiran dari para dokter bedah plastik di Australia terkait hal ini. Temuan terbaru mereka menunjukkan implan payudara yang terkontaminasi bakteri dapat meningkatkan risiko wanita terserang kanker langka yang disebut Anaplastic Large-Cell Lymphoma (ALCL).

Ini adalah untuk pertama kalinya implan payudara dikaitkan dengan risiko kanker langka. Selama ini komplikasi yang muncul pada pemakai implan payudara biasanya bersumber dari infeksi yang didapat saat operasi, atau yang disebut capsular contracture. Capsular contracture merupakan pengerasan jaringan parut di seputaran implan sehingga menyebabkan kecacatan fisik dan nyeri berkepanjangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas bagaimana bisa implan payudara memicu kanker? "Sekali ada prostetik yang terkontaminasi dalam tubuh Anda, ini akan sulit dihilangkan. Iritasi yang disebabkannya akan berlangsung terus-menerus, dan dari waktu ke waktu bisa merangsang sistem imun untuk kemudian mendorong sebagian sel menjadi kanker," jelas Anand Deva dari Health Sciences Centre, Macquarie University.

Deva mendapati fakta ini setelah mempelajari sampel jaringan 22 pasien yang belakangan didiagnosis dengan limfoma langka tersebut setelah menjalani prosedur pembesaran payudara. Secara mengejutkan, peneliti menemukan, pasien rata-rata didiagnosis dengan kanker 8 tahun selepas operasi pemasangan implan.

Ada satu fakta penting lain yang ditemukan Deva dan timnya. Ternyata implan bertekstur, seperti yang banyak dipakai di Inggris dan Australia berpeluang 70 kali lebih besar untuk digerogoti bakteri dibanding implan yang permukaannya lebih mulus.

Baca juga: Tak Selamanya Membanggakan, Payudara Terlalu Besar pun Memunculkan Keluhan

Kendati demikian, peneliti memastikan insiden kanker akibat pemakaian implan payudara sangatlah kecil. "Di Australia dan Selandia Baru, kami hanya mencatat ada 40 kasus saja," ungkap Deva.

Lagipula, mayoritas pasien dengan ALCL bisa pulih total selepas operasi, walaupun beberapa di antaranya sampai membutuhkan kemoterapi dan radioterapi.

Deva juga merekomendasikan agar para dokter benar-benar memperhatikan berbagai aspek untuk meminimalisir risiko infeksi pada pasien, semisal terkait rejim antibiotik yang diberikan.

"Implan yang terserang bakteri rata-rata berwarna kehitaman atau gelap. Seharusnya dokter bedah yang baik juga akan memperingatkan kepada pasien akan adanya potensi semacam ini," pungkasnya seperti dilaporkan ABC Australia.

Baca juga: Payudara Bisa Diperbesar Sementara, Tapi Waspadai Juga Efek Sampingnya (lll/vit)

Berita Terkait