Obat antiseptik atau yang juga dikenal sebagai obat merah di Indonesia sudah sejak lama digunakan sebagai pertolongan pertama untuk kasus luka luar seperti lecet atau koreng. Antiseptik digunakan untuk membersihkan luka sehingga meminimalisir terjadinya risiko infeksi.
Atas undangan Mundipharma, detikHealth dan beberapa wartawan media nasional lainnya berkesempatan mengikuti 33rd World Congress of Internal Medicine (WCIM) 2016 di Nusa Dua Bali. Dalam kesempatan ini, pakar penyakit infeksi dan virus dari Jerman, PD Dr. Maren Eggers, menyampaikan hasil studi terkait penggunaan antiseptik PVP-I untuk mencegah infeksi virus seperti MERS, SARS hingga Ebola.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian in-vitro yang dilakukan di Universitas Marburg, Jerman, menyebut penggunaan PVP-I dalam sediaan sabun cuci tangan dan obat kumur mampu mematikan virus Influenza, MERS, SARS dan Ebola dengan efikasi 99,99 persen hanya dalam waktu 15 detik. Jika ditunjang dengan kebersihan dan higienitas yang baik, risiko infeksi penyakit akan mudah dihindari.
Baca juga: Tak Perlu Antiseptik, Luka Gores Cukup Dibersihkan dengan Air dan Sabun
Perhitungan 99,99 persen memang belum sempurna. Namun Dr Eggers menganalogikan jika ada 10.000 virus di tangan, maka penggunaan antiseptik PVP-I dapat mengurangi 9.000 virus dan menyisakan 1.000 virus saja.
![]() |
"Maka dari itu, kebiasaan cuci tangan menjadi penting. Dari 1.000, PVP-I akan membunuh 900 virus dan menyisakan 100 saja. Begitu seterusnya hingga jumlah virus di tangan hanya kurang dari 10 ketika sudah mencuci tangan lebih dari 4 kali dalam sehari," paparnya.
Ia menambahkan penggunaan antiseptik PVP-I sangat penting, terutama di Arab Saudi yang saat ini sedang menjamu jutaan orang yang akan melaksanakan ibadah haji. MERS menurutnya masih jadi ancaman karena hingga saat ini belum ada vaksinasi yang mampu membuat jemaah haji kebal dari MERS.
"Selain MERS, influenza juga bisa mematikan, terutama pada jemaah haji yang berusia di atas 50 tahun dan memiliki penyakit bawaan seperti jantung atau diabetes. Maka dari itu, higienitas dengan mencuci tangan dan menutup mulut ketika batuk tidak boleh disepelekan," tandasnya wanita yang juga menjabat sebagai Head of Experimental Virology and Department of Disinfectant Testing di Laboratory Prof G. Enders, MVZ, Stuttgart ini.
Baca juga: Jangan Bersihkan Luka dengan Alkohol, Ini Alasannya (mrs/vit)












































